BEIJING (Arrahmah.com) – Cina mengatakan Selasa (17/3/2020) bahwa pihaknya “sangat marah” setelah tweet dari Presiden AS Donald Trump menyebut coronavirus baru sebagai “virus Cina”.
Mengaitkan virus tersebut dengan Cina adalah “semacam stigmatisasi”, kata juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang pada jumpa pers reguler, seraya menambahkan “kami merasa sangat marah dan sangat menentangnya”.
The United States will be powerfully supporting those industries, like Airlines and others, that are particularly affected by the Chinese Virus. We will be stronger than ever before!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 16, 2020
Pos Trump melalui Twitter ini juga dicecar oleh sejumlah pengguna lainnya. Salah satu di antaranya mengatakan bahwa Trump berasal dari kelas rendah dan senang berkata seenaknya.
Trump mendapat kecaman atas tanggapannya terhadap coronavirus, dengan para kritikus menunjuk pada sikapnya yang berubah dan pernyataan tidak konsisten mengenai virus tersebut, yang pada satu titik ia menggambarkan pemberitaan virus mematikan tersebut sebagai “tipuan” dari saingan Partai Demokrat.
“Demokrat sedang mempolitisasi virus corona,” kata Trump pada rapat umum politik pada 28 Februari. “Salah satu orang saya mendatangi saya dan berkata, “Tuan Presiden, mereka mencoba mengalahkan anda di Rusia, Rusia, Rusia. Itu tidak berhasil dengan baik. Mereka tidak bisa melakukannya. Mereka mencoba tipuan pendakwaan … Mereka mencoba apa saja. … Dan ini tipuan baru mereka.”
Namun, beberapa pengguna Twitter tampaknya mendukung kategorisasi Trump, dengan satu mengatakan presiden AS menyebut virus itu “apa adanya” meskipun kasus-kasus di luar Cina sekarang menyebar lebih cepat daripada di tempat virus tersebut pertama ditemukan.
Pada hari Selasa (17/3), Cina hanya mencatat satu kasus coronavirus dalam negeri, tetapi mengatakan bahwa 20 lainnya diimpor. (Althaf/arrahmah.com)