(Arrahmah.com) – Bulletin Al-Nafir edisi ke-3, Rajab 1437 Hijriyah memuat sebuah artikel berisi sederet pertanyaan mendasar bagi para pengikut kelompok “Daulah Islam” atau Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Pertanyaan-pertanyaan bersejarah yang diterjemahkan oleh Front Media Islam Global ini merupakan pertanyaan yang seharusnya dapat dijawab oleh para pengikut Abu Bakar Al-Baghdadi jika mereka mengikuti kebenaran.
Sebuah Pertanyaan Bersejarah
Para pengikut Al-Baghdadi (Al-Badri) di Orakzal mengklaim bahwa setelah wafatnya Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar -semoga Allah merahmatinya- kepemimpinan Taliban [atau Imarah Islam Afghanistan] jatuh ke tangan intelejen militer Pakistan. Majalah Dabiq juga mengklaim bahwa Amirul Mukminin Mullah Akhtar Muhammad Mansur -semoga Allah merahmatinya- adalah orangnya intelejen militer Pakistan.
Dengan kedustaan-kedustaan ini, maka Al-Badri telah membuka sebuah pintu bagi dirinya sendiri yang mana dia akan disalahkan karena telah membukanya.
Sejarah Islam telah merekam berbagai peristiwa di mana kaum musyrikin dan murtadin bertaubat, serta bagaimana sirah Nabi –Shalallahu ‘alaihi wasalam– bersama para sahabatnya yang mulia -semoga Allah meridhai mereka.
Bisakan Ibrahim Al-Badri mengingat kembali sejarah; Siapakah para pejabat intelejen Ba’ath-nya Saddam di dalam kelompoknya? Kejahatan apa saja yang telah mereka lakukan kepada kaum Muslimin ketika mereka melayani Saddam? Apakah mereka telah bertaubat dari kejahatan-kejahatan ini? Dan kapankah itu? Apakah mereka memberikan hak-hak Syari’at kepada para korban mereka?
Kapankah mereka meninggalkan pelayanan mereka sebagai pejabat intelejen Ba’ath? Setelah kejatuhan rezim Ba’ath, sehingga mereka terpaksa meninggalkannya, atau sebelum kejatuhan?
Apakah mereka pernah mengumumkan kekafiran taghut yang mereka layani sebelumnya? Dan bagaimana (pengumumannya)?
Apakah fungsi mereka dalam kelompok kalian?
Apakah mereka punya andil bagi kalian dalam memilih Amir “Daulah Islam Iraq”? Dan kemudian mendeklarasikan “Daulah Islam di Iraq dan Syam?” Dan kemudian andil mereka dalam mengkhianati perintah pimpinan Al-Qaeda serta takfir mereka (kepada Al-Qaeda) dan hinaan mereka? Apakah mereka punya andil untuk memilih “khalifah” bagi kalian?
Apakah mereka mempunyai andil dalam penghindaran terhadap hukum Syari’at dan mengkafirkan kaum Muslimin serta Jama’ah Jihad mereka, kemudian membunuhi yang terbaik diantara mereka, dan mengumumkan perang terhadap mereka serta berupaya memecah belah barisan mereka?
Ini adalah pertanyaan-pertanyaan bagi sejarah yang mana para agen intelejen sangat mengetahuinya, maka apakah kalian akan menyembunyikannya dari kaum Muslimin?
Kami menunggu jawaban kalian. Apakah kami harus menunggu lama?
(aliakram/arrahmah.com)