GAZA (Arrahmah.id) – Pada Selasa (9/5/2023) pukul 13.45 waktu setempat, Mohammed Saad (22) meninggalkan rumah calon istrinya, Dania Adas (19) di wilayah Shuja’iya di timur Kota Gaza, menuju rumahnya, tanpa ia sadari bahwa itulah saat-saat terakhir yang ia habiskan bersamanya.
Dania tewas 15 menit kemudian setelah serangan udara “Israel” menghantam sasaran terdekat, di seberang rumahnya.
Serangan itu adalah yang pertama dari banyak yang tiba-tiba melanda daerah Shuja’iya di mana, seperti di bagian lain dari Jalur Gaza yang terkepung padat penduduk, rumah-rumah berdesakan.
Alaa Ata Adas (52) terbangun dengan panik karena intensitas pengeboman memaksa pintu kamarnya terbuka. Dia memanggil anak-anaknya, tetapi tidak ada yang menjawab.
Hari ini, Alaa duduk bersama Mohammed di atas puing-puing rumahnya. Dia menunjuk ke arah kamar putrinya pernah berdiri dan menangis saat melihat noda darah putrinya di reruntuhan.
“Ruangan itu dipenuhi debu dan asap. Saya tahu bahwa kamar tidur putri saya langsung terkena bom,” kata Alaa kepada Al-Araby Al-Jadeed.
“Ketika saya memanggil nama mereka, saya pikir putri saya sedang tidur. Melalui cahaya redup, ruangan tampak hancur total. Saya mulai mencari mereka dan yang saya lihat hanyalah rambut mereka. Para tetangga datang dan membantu saya mengeluarkan mereka,” cerita Alaa.
“Dania meninggal dunia setelah sampai di rumah sakit, sementara Iman kritis. Tak lama kemudian, kami diberitahu bahwa dia meninggal juga,” katanya berbicara tentang kedua putrinya.
Darah Dania masih menodai dinding, dan saya menyadari bahwa dia menabraknya sebelum jatuh ke tanah, katanya.
“Dua hari yang lalu, Iman bercerita tentang mimpinya, di mana dia berpakaian putih. Saya mengatakan kepadanya bahwa itu mungkin terkait dengan pernikahan saudara perempuannya,” katanya. “Sekarang mereka berdua tertutup kain kafan putih.”
Dania sedang belajar akuntansi di College of Applied Sciences di Gaza, sedangkan adiknya masih duduk di bangku SMA tahun kedua.
Mohammed biasa datang di malam hari untuk membantu tunangannya mempersiapkan ujian. Mereka telah sepakat untuk mengadakan pernikahan pada 21 Juli – setelah dia menyelesaikan ujian universitasnya.
Dania dan Iman berbagi kamar tidur yang sama dan sangat dekat. Alaa memberi tahu Al-Araby Al-Jadeed bahwa dia khawatir tentang Iman yang harus berpisah dengan saudara perempuannya setelah Diana menikah. Sebaliknya, sekarang kedua kakak beradika ini dimakamkan bersama.
Mohammed dan Dania bertunangan dua bulan lalu dan sedang mempersiapkan upacara pernikahan mereka. Kini, pemuda itu bersiap untuk memakamkan tunangannya.
“Aku tidak percaya dia pergi,” kata Mohammed kepada Al-Araby Al-Jadeed, menangis tersedu-sedu saat dia membolak-balik foto saat-saat bahagia di teleponnya.
Sedikitnya 31 warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, telah tewas sejak pengeboman “Israel” terhadap Gaza dimulai pada Selasa. (zarahamala/arrahmah.id)