YANGON (Arrahmah.com) – Sebuah Masjid Jami, Masjid Koatkine (Kok Kaing) di kota Bahan di jalan Pagoda Gabaaye, Myanmar dan sebuah toko barang antik yang terletak di sebelah Masjid telah dirusak oleh sekelompok orang tak dikenal menggunakan pakaian hitam-hitam pada Sabtu dini hari pekan lalu sekitar pukul 2:30 waktu setempat, seperti dilansir AMEF pada (25/6/2012).
Masjid tersebut adalah Masjid tua yang terkenal yang sering dikunjungi oleh para diplomat internasional dari negara-negara kaum Muslimin. Sekelompok orang tak dikenal itu disinyalir adalah orang-orang dari orang-orang kafir Buddha.
“Sekitar pukul 2:30 malam, saya mendengar suara gelas pecah. Tetapi suara itu terus terdengar, saya mendapatkan bahwa Masjid telah dirusak,” kata Ibrahim yang tinggal di samping Masjid.
Toko barang antik milik Daw Aye Aye Nyein juga telah dirusak. Pada pukul 4 sore, U Pannya Wuntha, seorang pemimpin yang terkenal di Yangon (Rangoon) tiba di TKP untuk mengamati kerusakan. Dia berkata bahwa tindakan itu dilakukan oleh sekelompok orang yang ingin pemerintah melakukan jam malam di Yangon.
“Tindakan ini dari sekelompok orang yang ingin pemerintah untuk memberlakukan jam malam di Yangon. Kemudian mungkin dapat menyebabkan perebutan kekuasaan lagi oleh militer,” katanya.
Karena Masjid dan toko antik telah diserang, Ibrahim melapor kepada kantor Polisi Bahan, kemudian hanya beberapa menit setelah itu, sekelompok orang yang merusak Masjid meninggalkan daerah tersebut dengan mobil. Para penduduk sekitar Masjid juga mengkonfirmasi bahwa mereka mengenakan pakaian hitam-hitam.
Tumpukan potongan batu bata yang digunakan oleh para penyerang itu tersebar di sekitar Masjid. Para penyerang juga merusak pintu toko antik itu dan merusak barang-barang yang ada di dalamnya. “Ini berharga senilai 5 juta Kyat,” kata U Than Myint, kakak dari pemilik toko.
Anehnya tak lama kemudian seorang pejabat dari kantor Kepresidenan mengkonfirmasi berita itu melalui halaman Facebooknya, dia menyebutkan total jumlah potongan batu bata yang dilemparkan oleh para penyerang adalah sekitar 40 jumlahnya. Orang-orang yang membaca bertanya-tanya bagaimana para pejabat dapat menghitung jumlah batu bata itu sementara mereka tidak datang melihat tempat kejadian.
Sementara di negara bagian Arakan (Rakhine) sejumlah Masjid telah menjadi target etnis Buddha sejak kekerasan memuncak dan terus berlangsung di wilayah itu. (siraaj/arrahmah.com)