RIYADH (Arrahmah.id) — Pesta topeng yang berbau perayaan Halloween dalam perhelatan Riyadh Season akhir bulan lalu menjadi sorotan dan cibiran dari berbagai kalangan. Mereka menuduh Arab Saudi telah membolehkan perayaan yang tak sesuai dengan ajaran Islam.
Terlepas, acara pesta topeng itu diselenggarakan dalam memperingati Halloween atau bukan, sudah dalam beberapa tahun terakhir pangeran Mohammed bin Salman (MBS) membuat banyak terobosan dan gebrakan ke arah lebih moderat. Hal itu sejalan dengan proyeknya Saudi 2030.
Beberapa hal moderat yang dilakukannya antara lain; mengizinkan konser musik campur baur pria wanita, pembukaan bioskop, membolehkan wanita menonton di gelanggang olahraga, membolehkan wanita mengendarai mobil sendirian, mengubah teks-teks agama dengan kosakata yang lebih moderat, dll.
Selain itu, dalam sejumlah perayaan tradisi keagamaan atau budaya yang umum dilakukan masyarakat di sebagian dunia pun, MBS melakukan pelonggaran. Berikut lima tradisi baru yang menjadi mudah dilihat di Saudi pada era MBS:
1. Natal
Beberapa warga asing yang tinggal di Arab Saudi mengaku perayaan Natal semakin meriah di negara itu.
Saat Natal pada Desember 2021 lalu, tampak kafe hingga restoran berubah salju berhiaskan berlian, dekorasi, dan ornamen bak merayakan natal.
Menurut pengakuan salah satu warga asing di Saudi kepada Arab News, di tahun-tahun sebelumnya perayaan Natal senyap, ketat dan tertutup.
2. Malam Tahun Baru Masehi
Detik-detik pergantian 2021 ke 2022, Arab Saudi turut menyambut tahun baru iru.
Di salah satu tempat rekreasi di Riyadh, warga ramai-ramai menghitung mundur untuk menyalakan kembang api. Mereka berkumpul, merekam pergantian tahun, beberapa ada yang mengenakan jilbab, beberapa tanpa jilbab.
Banyak warga yang antusias dan mengaku senang bisa merayakan tahun baru di kerajaan.
3. Valentine
Di bulan Februari, sejumlah warga Arab Saudi juga merayakan peringatan hari kasih sayang atau Valentine’s Day meski dalam situasi Covid-19.
Sejumlah toko bunga, toko coklat dan restoran yang hanya menyediakan pesan antar mengalami peningkatan penjualan di tengah perayaan hari penuh cinta itu.
Salah satu tempat makan, Casper and Gambini’s menyediakan kue berbentuk hati rasa coklat dan red velvet.
Di hari Valentine itu sebagian warga Saudi juga saling memberi hadiah. Beberapa di antara mereka memberikan kado terbaik versinya.
Namun, dilansir Arab News, salah satu warga asing yang tinggal di Saudi mengatakan perayaan itu tak secara resmi. Jadi siapa saja yang ingin memberi coklat tak ada larangan. Di Saudi juga tak ada tulisan “Happy Valentine’s Day,” seperti di sebagian negara saat merasakan hari kasih sayang.
4. Halloween
Arab Saudi dituduh menggelar festival Halloween pada pekan lalu. Pesta topeng yang diberi nama “Scary Weekend” berdekatan dengan tanggal 31 Oktober yang biasanya kerap dirayakan Halloween.
Scary Weekend adalah acara bertema kostum kedua di Riyadh. Acara serupa, berlangsung pada awal tahun ini di Riyadh Boulevard city pada 17-18 Maret.
Orang-orang mendatangi lokasi itu mengenakan kostum bertema hantu, beberapa mengenakan kostum mewah.
Arab News melaporkan, pesta topeng ini merupakan rangkaian dari acara Riyadh Season yang berlangsung di ibu kota Saudi.
Sementara itu, New York Times menuliskan acara ini didanai pemerintah Saudi. Mereka sengaja menggelar festival tepat sebelum Halloween agar tak terlihat langsung memperingati festival itu.
5. Imlek
Arab Saudi juga meramaikan tahun baru Imlek 2022 di Riyadh pada Februari lalu. Perayaan meriah ini terlihat dalam Festival Musiman Riyadh.
Dalam perayaan ini, terdapat layar iklan yang menyala terang, menampilkan gambar kebudayaan Cina, seperti rumah tradisional dan lampion merah.
Beberapa ucapan selamat juga terlihat dalam bahasa Cina, Arab, dan Inggris.
Selain itu, ada juga pertunjukkan air muncur yang ditemani musik tradisioal Cina, sementara percikan air memantulkan warna merah dari lampu yang ada. (hanoum/arrahmah.id)