IRAN (Arrahmah.com) – Seorang Muslimah Ahlussunnah yang telah digantung otoritas Syiah Iran pada Sabtu (25/10/2014) setelah dituduh bersalah membunuh seorang pria yang mencoba memperkosanya sempat berpesan kepada ibunya untuk memastikan organ tubuhnya disumbangkan, lapor Arabi21, seperti dilansir MEMO.
Arabi21 juga merilis kata-kata terakhir Reyhaneh Jabari Malayeri sebelum dieksekusi oleh pemerintah Syiah Iran pada Sabtu (25/10), yang berbicara kepada ibunya selama percakapan telepon dari Penjara Rajaei-Shahr di Teheran. “Ibu, sekarang pukul 16:15. Sejak pukul 14:30 mereka telah mengirimkan permintaan dari hakim, bersikeras bahwa aku [harus] pergi bersama mereka, tapi aku menolak untuk melakukannya.”
“Ibu, aku sangat khawatir dan takut karena waktu administrasiku di penjara telah berakhir dan mereka memintaku untuk pergi bersama mereka. Mereka mengatakan kepadaku untuk tidak takut dan bahwa mereka memiliki putusan dari hakim yang memerintahkan pencabutan eksekusi. “
“Mereka mungkin [akan] memotong komunikasiku dengan Ibu, jadi aku meminta kepada Ibu sekarang untuk mengambil tindakan apa saja, sehingga mereka bisa setidaknya mengizinkanku untuk bertemu Ibu sebelum aku dieksekusi,” katanya.
Reyhaneh menambahkan: “Ibu, semuanya akan baik-baik saja, aku meminta Ibu untuk tetap tenang, aku begitu mencintai Ibu.”
Berbicara dalam bahasa Turki, sang Ibu menjawab: “Buah hatiku, Reyhaneh, katakanlah padaku, apakah mereka ingin memaksa membawamu dari penjara? Apakah kau yakin mereka akan mengeksekusimu?”
Reyhaneh menjawab: “Ya, aku yakin begitu karena mereka sangat bersikeras bahwa aku [harus] pergi bersama mereka. Mereka memintaku untuk tidak berteriak dan pergi dengan tenang dan diam-diam dengan mereka.”
Muslimah tegar berusia 26 tahun ini dijatuhi hukuman eksekusi karena dilaporkan telah menikam sampai mati seorang perwira intelijen Iran yang mencoba memperkosanya tujuh tahun yang lalu.
Reyhaneh telah ditahan sejak penangkapan dan banyak panggilan telah dibuat untuk penghakiman yang akan dicabut. Dalam pembelaannya, ia menyatakan bahwa ia bertindak demikian sebagai bentuk pertahanan diri, tetapi Mahkamah Agung Iran malah mendukung putusan eksekusi.
Reyhaneh adalah seorang desainer interior Iran asal Turki. Ia dituduh telah melakukan penikaman terhadap Morteza Abdolali Sarbandi pada tahun 2007. Ahmed Shaheed, pelapor HAM PBB terhadap Iran, mengatakan pada April bahwa pembunuhan itu merupakan tindakan pertahanan diri: Sarbandi telah menawarkan untuk menggunakan jasa Jabbari untuk mendesain ulang kantornya dan membawanya ke sebuah apartemen di mana dia mencoba untuk melakukan pelecehan seksual terhadap Reyhaneh.
Otoritas Syiah Iran telah mengeksekusi seorang Muslimah yang begitu kuat menjaga kehormatannya. Kasus Reyhaneh sempat memicu kemarahan internasional yang berupaya menuntut agar keputusan eksekusi terhadapnya dicabut.
(banan/arrahmah.com)