KABUL (Arrahmah.com) – Tim Qatar dan Uni Emirat Arab akan tetap berada di Afghanistan sampai bandara Kabul beroperasi penuh untuk penerbangan internasional, ungkap seorang pejabat pemerintah Taliban.
Mawlavi Abdul Hadi Hamadan, direktur Bandara Internasional Hamid Karzai, menuturkan bahwa beberapa tim dari Qatar dan UEA sedang bekerja di bandara, tetapi masih ada kesulitan teknis yang harus diselesaikan sebelum penerbangan internasional beroperasi penuh, kutip Anadolu, hari ini (14/9/2021).
“Penerbangan internasional sudah dimulai, dengan banyak penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan dari Qatar, UEA, Pakistan, dan Turkmenistan mendarat di sini, tetapi bandara belum beroperasi penuh,” lanjutnya.
Sebelum pergi, pasukan AS menyebabkan kerusakan parah pada bandara, pesawat, terminal, dan bangunan, dan mereka tidak menyisakan bahkan barang kecil seperti kursi, TV, dan komputer di departemen yang berbeda, menurut Hamadan.
Tim Qatar dan UEA sedang bekerja untuk menyelesaikan masalah teknis secepat mungkin, tetapi tidak ada jadwal untuk membuat bandara beroperasi penuh untuk penerbangan internasional yang dapat diberikan saat ini, katanya.
Dia menyatakan bahwa tim UEA telah memberi tahu dia bahwa mereka telah menghabiskan $ 1 juta untuk merenovasi salah satu terminal, dan bahwa “mereka tidak dapat memaafkan apa yang telah dilakukan pasukan AS terhadap fasilitas bandara.”
Ada banyak warga Afghanistan yang tinggal di luar negeri yang ingin kembali karena mereka menghadapi banyak kesulitan, katanya.
Mereka ingin memiliki operasi penerbangan timbal balik dengan negara yang berbeda, “terutama antara tetangga kita.” Namun, begitu masalah bandara diperbaiki, kesulitan lain akan ditangani secara bertahap.
Menanggapi pertanyaan, Hamadan menyatakan bahwa pemerintahan sementara Taliban telah meminta semua mantan karyawan untuk kembali bekerja, tidak hanya di bandara tetapi juga di kementerian lain.
Perempuan juga diminta, terutama yang berada di bagian keamanan, untuk kembali bekerja karena “penggeledahan yang memadai terhadap penumpang perempuan tidak dapat dilakukan oleh laki-laki,” tambahnya.
“Namun, mereka akan mengenakan pakaian Islami,” lanjutnya. (Althaf/arrahmah.com)