BEIRUT (Arrahmah.id) – Ratusan pager yang digunakan oleh anggota Hizbullah meledak di seluruh Lebanon pada Selasa (17/9/2024), sedikitnya 11 orang tewas dan 4.000 orang terluka, 400 di antaranya dalam kondisi kritis, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, dalam ledakan yang oleh kelompok yang didukung Iran itu disalahkan pada ‘Israel’.
⚡️BREAKING:
Documentation of the moment the pager devices exploded due to a cyberattack by Israel targeting the suburbs of Beirut, Lebanon.
Initial reports indicate the injuries are currently in the 100s, awaiting a statement by the Lebanese ministry of health to confirm. pic.twitter.com/D8ssckc5me
— Suppressed News. (@SuppressedNws) September 17, 2024
Ledakan ini terjadi hanya beberapa jam setelah ‘Israel’ mengumumkan akan memperluas tujuan perang sejak 7 Oktober untuk mencakup perang melawan Hizbullah di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon.
Meskipun kantor Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu telah meminta pejabat ‘Israel’ untuk tidak mengeluarkan pernyataan apa pun terkait ledakan di Lebanon, pejabat ‘Israel’ tetap berbicara.
“Kami melakukan upaya besar untuk menemukan solusi non-militer di utara dan kami mencapai titik di mana kami mengatakan sudah cukup,” kata kepala Knesset (parlemen) ‘Israel’ kepada Channel 12, Al-Jazeera melaporkan.
Pernyataan ini dianggap sebagai pengakuan tanggung jawab tersirat atas ledakan ribuan perangkat komunikasi di seluruh Lebanon pada Selasa tersebut, yang mengakibatkan ribuan orang terluka.
Menurut Channel 12, Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Kepala Staf Herzi Halevi langsung mengadakan konsultasi dengan para pemimpin militer dan lembaga keamanan, mengingat ketegangan setelah serangan di Lebanon.
The New York Times mengutip pejabat Lebanon mengatakan, “Israel menyembunyikan bahan peledak di dalam sejumlah perangkat pager Taiwan yang diimpor ke Lebanon. Bahan peledak berukuran kecil ditanam di samping baterai setiap perangkat.
‘Israel’ menargetkan perangkat komunikasi yang berfungsi dan menerima pesan. Perangkat komunikasi yang diminta oleh Hizbullah sebelum tiba di Lebanon dirusak. Hizbullah telah memesan lebih dari 3.000 perangkat komunikasi dari Gold Apollo Taiwan. Perangkat komunikasi didistribusikan kepada anggota Hizbullah di seluruh Lebanon dan juga ke beberapa sekutu Hizbullah di Iran dan Suriah.”
⚡️ New York Times: The Pager devices were tampered with before they reached Lebanon and a small explosive was planted next to each device's battery. https://t.co/F5feygu2GC
— Suppressed News. (@SuppressedNws) September 17, 2024
Putra-putra anggota parlemen Hizbullah, Ali Ammar dan Hassan Fadlallah, termasuk di antara yang tewas, kata seorang sumber yang dekat dengan kelompok itu kepada kantor berita AFP, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk membahas masalah-masalah sensitif.
Ledakan itu “menewaskan sebelas orang, termasuk seorang gadis”, kata Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad dalam keterangan terbaru mengenai korban.
Ia menambahkan bahwa sekitar “4.000 orang terluka, sekitar 400 di antaranya kritis” dengan cedera yang sebagian besar dilaporkan terjadi di wajah, tangan, dan perut.
Putri seorang anggota Hizbullah yang berusia 10 tahun tewas di Lembah Bekaa, Lebanon timur ketika pager miliknya meledak, kata keluarga dan sumber yang dekat dengan kelompok itu.
Duta Besar Teheran untuk Beirut juga terluka dalam ledakan pager tetapi lukanya tidak serius, media pemerintah Iran melaporkan.
Di negara tetangga Suriah, 14 orang terluka “setelah pager yang digunakan Hizbullah meledak”, kata pemantau perang yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Wireless devices that were hacked and exploded in many areas in Lebanon pic.twitter.com/f6kc20I2P3
— Suppressed News. (@SuppressedNws) September 17, 2024
Hizbullah menyalahkan ‘Israel’ atas ledakan itu dan memperingatkan negara itu akan dihukum.
“Kami menganggap musuh ‘Israel’ sepenuhnya bertanggung jawab atas agresi kriminal ini,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa ‘Israel’ “tentu akan menerima hukuman yang setimpal atas agresi penuh dosa ini”.
Amerika Serikat , penyedia senjata utama ‘Israel’ dan sekutu dekat, “tidak terlibat” dan “tidak mengetahui insiden ini sebelumnya”, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller.
Ledakan sore hari menghantam benteng Hizbullah di seluruh Lebanon dan memberikan pukulan berat bagi kelompok tersebut, yang sudah memiliki kekhawatiran tentang keamanan komunikasinya setelah kehilangan beberapa komandan utama akibat serangan udara yang ditargetkan dalam beberapa bulan terakhir.
Hizbullah telah menginstruksikan anggotanya untuk menghindari telepon seluler setelah perang Gaza dimulai dan sebaliknya mengandalkan sistem telekomunikasi milik kelompok itu sendiri untuk mencegah pelanggaran ‘Israel’.
“Ratusan anggota Hizbullah terluka akibat ledakan pager mereka secara bersamaan” di markas kelompok itu di pinggiran selatan Beirut, di Lebanon selatan dan di Lembah Bekaa timur, kata seorang sumber Hizbullah kepada AFP, yang meminta namanya dirahasiakan.
AFP juga melaporkan puluhan korban luka dibawa ke rumah sakit di Beirut dan di selatan, di mana puluhan ambulans bergegas antara kota Tyre dan Sidon di kedua arah.
Menteri Pendidikan Abbas Halabi mengumumkan penutupan sekolah dan universitas pada hari Rabu “sebagai kecaman atas tindakan kriminal yang dilakukan oleh musuh ‘Israel’”.
‘Israel’ memperluas tujuan perang
Sebelumnya pada Selasa (17/9), ‘Israel’ mengumumkan pihaknya memperluas tujuan perang di Gaza untuk mencakup perang melawan Hizbullah di sepanjang perbatasannya dengan Lebanon.
Sejak Oktober, baku tembak yang tak henti-hentinya antara pasukan ‘Israel’ dan sekutu Hamas, Hizbullah di Lebanon, telah memaksa puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan meninggalkan rumah mereka.
Tidak secara resmi dinyatakan sebagai perang oleh ‘Israel’, baku tembak antara tentara ‘Israel’ dan Hizbullah telah menewaskan ratusan orang, sebagian besar milisi di Lebanon, dan puluhan di pihak ‘Israel’.
Pada Senin (16/9), Menteri Pertahanan ‘Israel’ Yoav Gallant memperingatkan bahwa jika solusi politik gagal, “tindakan militer” akan menjadi “satu-satunya cara yang tersisa untuk memastikan kembalinya komunitas utara Israel”.
Sebelum gelombang ledakan pager, ‘Israel’ mengatakan pihaknya menewaskan tiga anggota Hizbullah dalam serangan di Lebanon pada Selasa (17/9).
“Kemungkinan tercapainya kesepakatan makin menipis karena Hizbullah terus mengikatkan diri pada Hamas,” kantor Gallant mengutip pernyataannya kepada utusan AS yang sedang berkunjung, Amos Hochstein.
Netanyahu kemudian mengatakan kepada Hochstein bahwa ia menginginkan “perubahan mendasar” dalam situasi keamanan di perbatasan utara ‘Israel’.
Wakil kepala Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada akhir pekan bahwa kelompoknya “tidak berniat berperang”, tetapi “akan ada kerugian besar di kedua belah pihak” jika terjadi konflik besar-besaran. (zarahamala/arrahmah.id)