KAIRO (Arrahmah.com) – Universitas Al-Azhar Mesir telah mengeluarkan sebanyak 76 mahasiswa dari fakultas yang berbeda atas “keterlibatan dalam kerusuhan,” kantor berita Mesir MENA melaporkan, sebagaimana dilansir oleh Ahram Online, Ahad (4/5/2014).
Mahasiswa Al–Azhar telah berada di garis depan sebagai pendukung mantan presiden Muhammad Mursi dan menentang pemerintah sementara Mesir saat ini sejak awal tahun akademik Agustus lalu.
Bentrokan terus-menerus antara pasukan keamanan dan mahasiswa di universitas telah memuncak yang menyebabkan banyak korban di antara kedua belah pihak. Puluhan mahasiswa Al–Azhar telah diadili, dengan puluhan lainnya dihukum karena keterlibatan mereka dalam bentrokan dengan polisi.
Presiden Universitas Al–Azhar Osama al–Abd mengatakan bahwa penyelidikan membuktikan mahasiswa tersebut terlibat dalam kegiatan yang melanggar aturan universitas dan sebanyak 36 dari mereka adalah mahasiswi dari cabang universitas di kota Zagazig Delta Nil, menurut MENA.
Presiden sementara Mesir Adly Mansour mengamandemen sebuah undang-undang pada bulan Februari yang memungkinkan pimpinan universitas untuk mengusir mahasiswa yang melakukan protes. Sebanyak 25 mahasiswa Al–Azhar telah dikeluarkan pada bulan Maret.
Tahun akademis saat ini ditunda selama tiga minggu untuk alasan keamanan. Langkah-langkah keamanan yang lebih besar dilaksanakan untuk melawan para pendukung Mursi yang secara umum menggelar protes di beberapa universitas terkemuka Mesir.
Kelompok-kelompok hak asasi menuding pasukan polisi Mesir telah berat sebelah dan melakukan penangkapan secara acak selama konfrontasi dengan mahasiswa.
(ameera/arrahmah.com)