KAIRO (Arrahmah.com) – Lebih dari 5000 aktivis anti-kudeta menderita sakit di penjara Mesir, sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan, dan menambahkan bahwa ada sepuluh tahanan anti-kudeta yang telah meninggal, sebagaimana dilansir oleh WorldBulletin, Selasa (8/4/2014).
“Para tahanan yang sakit di penjara rezim lambat laun akan meninggal karena kelalaian medis,” Observatorium Mesir untuk Hak Asasi dan Kebebasan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (7/4/) saat memperingati Hari Kesehatan Dunia.
Dikatakan bahwa ada sepuluh tahanan anti-kudeta yang telah meninggal di penjara sejak penggulingan presiden terpilih oleh militer Juli lalu. Sebagian besar tahanan ditahan di sel kecil yang tidak memiliki standar kesehatan minimum.
“Mereka dianiaya, dipukuli dan disiksa … dengan cara yang mempengaruhi kondisi kesehatan mereka,” kata Observatorium tersebut.
Kerabat dari beberapa tahanan mengklaim bahwa otoritas penjara telah menolak memberikan perawatan medis untuk narapidana yang sakit.
“Rumah sakit Penjara tidak memiliki unit yang mengobati penyakit kronis,” kata Observatorium.
Menurut pernyataan itu, para tahanan perempuan juga mengalami kekurangan perawatan medis di penjara Shebin Al-Qanater, di utara Kairo.
Sebuah sumber keamanan dengan tegas membantah klaim tersebut. “Semua para tahanan menikmati layanan kesehatan,” kata sumber tersebut.
Menurut sumber tersebut, pemerintah Mesir berusaha untuk menerapkan hukum bagi semua orang tanpa diskriminasi.
“Kami menghormati hak asasi manusia di semua penjara Mesir dan kantor polisi,” kata sumber itu.
Sumber itu juga membantah laporan tentang penganiayaan terhadap para pemimpin Ikhwanul Muslimin di penjara.
“Sebagian besar laporan yang disebarkan oleh LSM tidak akurat,” kata sumber itu. Dia mengatakan bahwa beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin telah dipindahkan ke rumah sakit untuk pemeriksaan medis.
Otoritas yang didukung militer Mesir telah meluncurkan tindakan keras terhadap para pendukung Mursi dan kelompoknya Ikhwanul Muslimin sejak Mursi dikudeta oleh militer Juli lalu.
Dalam waktu hampir sepuluh bulan sejak penggulingan Mursi itu, ribuan anggota kelompok dan pendukungnya telah ditangkap.
(ameera/arrahmah.com)