KAIRO (Arrahmah.com) – Sekitar 42.000 orang Mesir melakukan mogok makan di 76 penjara Mesir pada Selasa (18/11/2014), surat kabar Al-Mesryoon melaporkan, sebagaimana dilansir oleh MEMO.
Sekitar 12.000 keluarga Mesir mengumumkan partisipasi mereka dalam aksi yang disebut gelombang mogok makan ketiga untuk memprotes “kematian perlahan-lahan yang dihadapi lebih dari 40.000” warga Mesir.
Dewan Revolusi Mesir (ERC) menjelaskan bahwa penguasa militer, yang memerintah Mesir sekarang, sebagai kekuatan kudeta ilegal yang memperburuk hak-hak rakyat Mesir.
Dia juga mengatakan bahwa penguasa Mesir sekarang menjadi penyebab kemunduran nilai-nilai “Islam” dan “kemanusiaan”.
ERC, yang didirikan oleh warga Mesir di pengasingan, mengeluarkan pernyataan pada Rabu (19/11) di mana mereka mengatakan:. “Ribuan para tahanan dan warga Mesir yang diculik telah berada dalam penjara sejak penggulingan Presiden Muhammad Mursi, dan sebanyak 90 dari mereka telah tewas di bawah penyiksaan atau karena kurangnya layanan kesehatan.”
Pertanyaan tersebut juga mengungkapkan bahwa “para tahanan ini mengajarkan kepada seluruh dunia arti ketabahan, revolusi dan menentang penindasan dalam rangka untuk mencapai martabat dan kebebasan untuk diri mereka, negara mereka dan bangsa mereka.”
Untuk mendukung para tahanan, pertanyaan itu juga mengungkapkan: “pengorbanan Anda tidak akan sia-sia, tetapi ini akan menjadi bahan bakar untuk ketabahan dan revolusi kami.”
ERC menyebut pihak berwenang Mesir saat ini “fasis” dan menuduh mereka “memecah belah Mesir dan menyebarkan ketakutan, terorisme dan kediktatoran di seluruh negeri setelah pengalaman revolusioner yang mengajarkan kepada seluruh dunia arti kebebasan, martabat dan kemuliaan.”
Komite tertinggi untuk Intifadah Penjara mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (18/11) bahwa gelombang ketiga mogok makan tersebut merupakan “langkah eskalasi” yang datang setelah dua gelombang mogok makan yang berlangsung sebelumnya.
Tuntutan dari mogok makan gelombang ketiga ini adalah untuk menghentikan persidangan yang dipolitisasi, pembebasan segera semua tahanan, menghentikan segala bentuk penyiksaan dan pelanggaran terhadap para tahanan, menyediakan layanan kesehatan yang tepat dan menghentikan semua jenis pelanggaran terhadap anak di bawah umur.”
Sejak penggulingan Mursi, sebanyak 42.000 orang Mesir telah ditangkap, termasuk 60 perempuan yang sekarang masih berada di penjara dan 92 lainnya telah meninggal di penjara. Jumlah anak-anak yang masih berada di dalam penjara sekarang sebanyak 734 anak.
(ameera/arrahmah.com)