PADANG (Arrahmah.com) – Sebanyak 30 dai yang bertugas di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, mengikuti dauroh dai (pelatihan juru dakwah) di Gedung Yayasan Budi Mulia, Ranah Parak Rumbio, Padang Barat, Jumat-Ahad 6-8 Mei 2016. Mereka berasal dari desa-desa di Pulau Siberut dan Sikakap, yang bisa ditempuh selama sekitar 10 jam dari Padang dengan menumpang kapal ferry dan dilanjutkan dengan naik ojek motor atau pompong (perahu kayu).
Dauroh diselenggarakan oleh Dewan Dakwah Pusat dan Perwakilan Sumatera Barat, bekerjasama dengan Bamuis BNI dan Yayasan Budi Mulia Padang.
Para pemateri berasal dari keempat lembaga tersebut, antara lain Wakil Ketua Umum Dewan Dakwah Amlir Syaifa Yasin, Ketua Dewan Dakwah Sumbar Ahmad Kosasih, dan Ketua Bidang Dakwah Dewan Dakwah, Ahmad Misbahul Anam.
Anam mengatakan, dauroh ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dai. ”Dauroh merupakan salah satu instrumen upaya meningkatkan kualitas dai. Upaya lainnya adalah kunjungan dakwah, komunikasi interaktif, dan pemberian bahan-bahan dakwah seperti buku, buletin, dan majalah,” papar Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Mohammad Natsir tersebut.
Dalam dialog terungkap sejumlah kelemahan dakwah di Mentawai. Misalnya kapasitas dan kemampuan dai, dukungan pemda setempat, serta minimnya piranti penunjang dakwah seperti sarana transportasi dan komunikasi.
Ketua Bidang SDM Dewan Dakwah, Dwi Budiman, berpesan agar para dai mewaspadai gerakan sempalan,sesat, namun jangan mudah menyesatkan.
”Sesat atau tidaknya suatu pemikiran atau gerakan itu domainnya para ulama, berdasarkan Al Quran dan Sunnah. Kita jangan gegabah mencap sesat, kecuali yang bersangkutan memenuhi semua unsur kesesatan yang dirumuskan ulama,” terang Budiman, sambil memaparkan sejumlah kriteria kesesatan yang dikemukakan ulama.
Abu Hurairah, pembicara lain, mengajak para dai untuk berdakwah sesuai dengan kapasitas sasaran dakwah (mad’u).
”Kalau jamaah binaan kita masih awam, apalagi mualaf, janganlah dulu membahas persoalan ikhtilaf atau perbedaan fiqih. Kuatkan dulu aqidahnya,” ujar Abu.
Di penghujung dauroh, para dai mendoakan Afdal, salah satu senior mereka yang meninggal dunia pada Sabtu (7/5) malam di Muara Siberut. Afdal dai Dewan Dakwah Sumbar yang bertugas di Mentawai sejak 1992.
(azmuttaqin/*/arrahmah.com)