KAIRO (arrahmah.com) – Keluarga dari 11 pendukung presiden terguling Muhammad Mursi mengatakan bahwa keluarga mereka meninggal dalam tahanan karena tidak adanya perawatan medis di penjara.
Menurut kantor berita Anadolu Agency, setidaknya 11 pendukung Mursi meninggal pada periode antara 3 Juli 2013 dan 2 Mei 2014 karena mengalami penyiksaan dan penelantaran medis oleh penjaga penjara.
Keluarga korban menyalahkan badan-badan keamanan atas kematian mereka, dan mengatakan bahwa mereka sengaja ditolak aksesnya untuk perawatan medis.
Kementerian Dalam Negeri, bersikeras bahwa itu sudah mematuhi standar hak asasi manusia di dalam penjara.
Di bawah ini adalah daftar kasus 11 tahanan yang meninggal di dalam penjara, seperti yang didokumentasikan oleh Anadolu:
27 September 2013: Safwat Khalil (57 tahun)
Khalil adalah anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin di Provinsi Dakahliya. Dia meninggal di sel penjara di Penjara Umum Mansoura. Dia menderita penyakit kanker. Keluarganya menuduh pihak berwenang tidak memberikan perawatan medis yang tepat, yang menyebabkan kematiannya. Dia ditangkap saat terlibat dalam protes 24 Agustus lalu di Mansoura.
30 September 2013: Abdul Wahab Muhammad Abdul Wahad (46 tahun)
Abdul Wahab adalah anggota Ikhwanul Muslimin di Provinsi Mina. Dia meninggal di Penjara Militer Minya karena menderita diabetes dan kanker. Keluarganya menuduh polisi yang menyebabkan kematiannya akibat kelalaian medis. Ia ditangkap selama protes anti–kudeta di kotanya.
14 Oktober 2013: Abdulrahman Mustafa
Mustafa adalah anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin di Kairo. Dia meninggal sesaat setelah dipindahkan dari Penjara Tora di mana ia telah dipenjara, ke rumah sakit Qasr Al–Aini. Mustafa telah didiagnosis menderita kanker pankreas.
30 Oktober 2013: Salah Yusuf Abul Leel (30 tahun)
Abul Leel meninggal karena penyiksaan di Penjara Militer Minya, menurut jaringan Apoteker tempat di berafiliasi. Ia ditangkap dari apotek pada bulan September 2013. Ia merupakan anggota Ikhwanul Muslimin di Provinsi Minya.
6 January 2014: Sami Mahmud Aburukba (60 tahun)
Seorang anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin di Alexandria, Aburukba meninggal di Penjara Tora karena kurangnya akses ke perawatan medis saat dia menderita diabetes dan tekanan darah tinggi. Keluarganya menuduh polisi menolak aksesnya untuk mendapatkan perawata medis. Aburukba ditangkap saat pembubaran kamp protes pro-Mursi di Rabaa 14 Agustus lalu.
5 Februari 2014: Muhammad Alghuzlani (60 tahun)
Alghuzlani menderita diabetes, tekanan darah tinggi dan hepatitis c. Dia meninggal setelah polisi menolak untuk mengizinkannya mendapatkan obat-obatan, kata keluarganya. Dia ditangkap pada 19 September 2013 selama penyerbuan polisi di lingkungan Kerdasa di Provinsi Giza.
4 Maret 2014: Mahmud Abdul Hady (59 tahun)
Abdul Hady, seorang tokoh terkemuka Ikhwanul Muslimin di Provinsi Ismailia, dia meninggal di Penjara Mustakbal. Para pejabat keamanan menyatakan bahwa ia meninggal secara wajar. Masih belum jelas bagaimana dia meninggal. Dia ditangkap selama protes pro–Mursi di Ismailia.
18 Maret 2014: Rida Abdul Fattah Emara (52 tahun)
Emara meninggal di Penjara Damanhour di Provinsi Beheira Para pejabat keamanan menyatakan ia meninggal karena penurunan sirkulasi darah saat ia didiagnosa menderita gagal hati. Ia ditangkap saat protes pro–Mursi.
5 April, 2014: Fathy Ramadhan (45 tahun)
Ramadan meninggal di Penjara Minya. Para pejabat keamanan mengatakan ia meninggal karena serangan jantung. Ia ditangkap saar protes pro–Mursi di Minya.
17 April 2014: Sayed Ali Geneidi (63 tahun)
Geneidi meninggal karena angina di penjara Provinsi Fayoum. Ia ditangkap setelah terjadinya pembubaran kamp protes pro-Mursi di Rabaa.
2 Mei 2014: Gomaa Ali Hmeida (64 tahun)
Hmeida meninggal di Penjara Borg Al–Arab di Alexandria. Keluarganya mengatakan dia meninggal karena tidak adanya perawatan medis saat penjaga penjara menolak memberikannya obat-obatan. Ia menderita diabetes, tekanan darah tinggi dan hepatitis c. Dia ditangkap pada tanggal 28 Desember.