WASHINGTON (Arrahmah.com) – Kebanyakan perempuan yang bergabung dalam militer AS mencoba melarikan diri karena mengalami tekanan fisik dan mental, termasuk depresi akut. Hal ini diungkapkan dalam dokumen-dokumen militer rahasia yang bocor beberapa waktu lalu.
Menurut dokumen tersebut, tidak ada kekuatan bersenjata di dunia yang bergantung pada perempuan seperti militer AS.
Laporan mengatakan perempuan di militer AS lebih rentan terhadap depresi dibandingkan laki-laki.
Selama pendudukan Irak, wartawan Saudi mengutip dokter militer yang mengatakan bahwa sebagian besar pasien mereka adalah tentara perempuan yang meminta tes kehamilan yang bisa menjadi alasan agar mereka berhenti dari pekerjaan mereka jika terbukti positif, US-insight.com melaporkan.
Selain itu, pada tahun 2003, survei terhadap para veteran perempuan menunjukkan bahwa 30 persen tentara perempuan mengalami pemerkosaan, sementara sebuah studi yang dilakukan pada tahun berikutnya terhadap veteran yang melakukan terapi untuk gangguan stress pasca-trauma menunjukkan bahwa 71 persen tentara perempuan AS mengatakan bahwa mereka telah diserang secara seksual atau diperkosa saat bertugas.
Pada tahun 2008, 62 persen dari personil militer AS dihukum karena melakukan kekerasan seksual atau pemerkosaan, dan menerima hukuman seperti penurunan pangkat, skorsing, atau teguran tertulis.
Kebanyakan perempuan yang bergabung dengan tentara AS sering kali datang dari warga kelas bawah dan memiliki masalah keuangan.
Pemerintah AS telah menutup mata pada fakta bahwa tentara perempuan selalu dilecehkan, baik secara fisik maupun mental. (althaf/arrahmah.com)