XINJIANG (Arrahmah.id) – Sebagian besar dari 18 penambang yang terperangkap di bawah tanah di tambang emas yang runtuh di wilayah Xinjiang barat jauh Cina telah diidentifikasi sebagai warga etnis Uighur di tengah operasi penyelamatan yang sedang berlangsung lima hari setelah bencana terjadi, ungkap narasumber di wilayah tersebut kepada Radio Free Asia pada hari Kamis (29/12/2022).
Tambang di kota Qarayaghach di daerah Ghulja, yang dimiliki oleh West Gold Yili Co., runtuh sekitar pukul 01.40 pada 24 Desember.
Dari 40 penambang yang bekerja di bawah tanah pada saat itu, 22 berhasil diangkat dengan aman dari tambang, meskipun 18 masih terjebak di dalam, menurut laporan media Cina.
“Sekarang, lokasi akurat dari orang-orang yang terperangkap telah ditentukan,” Lu Wei, kepala petugas keamanan dari Industri Logam Nonferrous Xinjiang (Group) Co., Ltd. mengatakan kepada kantor berita Cina Xinhua pada 25 Desember.
“Namun, situasi yang kompleks bawah tanah dan bebatuan di sekitarnya yang tidak stabil telah membawa banyak kesulitan pada pekerjaan penyelamatan. 18 orang tetap tidak dapat dihubungi,” lanjutnya.
Sebagian besar dari 18 penambang yang masih berada di bawah tanah adalah etnis Uighur, RFA menggali informasi dari perusahaan pertambangan dan organisasi terkait lainnya di Ghulja di Ili Kazakh, atau Yili Hasake, Prefektur Otonomi.
Seorang pekerja di sebuah perusahaan layanan darurat di prefektur mengatakan upaya penyelamatan masih berlangsung dan sebagian besar dari mereka yang terjebak di bawah tanah adalah pekerja Uighur.
“Jika tidak semua 18 orang Uighur, maka sebagian besar mungkin Uighur,” katanya.
Seorang karyawan di perusahaan pertambangan awalnya mengatakan baik etnis Han Cina dan Uighur termasuk di antara mereka yang terjebak, tetapi ketika diingatkan bahwa semua penduduk Qarayaghach adalah etnis Uighur, dia mengatakan sebagian besar pekerja yang masih berada di bawah tanah adalah etnis Uighur.
RFA sebelumnya melaporkan bahwa tambang emas dan batu bara di Qarayaghach mempekerjakan penduduk dengan upah rendah dan menugaskan mereka untuk melakukan pekerjaan fisik yang berat.
Seorang karyawan perusahaan pertambangan mengatakan kepada RFA untuk menghubungi Departemen Propaganda Komite Partai Kabupaten Ghulja untuk mendapatkan nama-nama para penambang yang terperangkap.
Tetapi ketika dihubungi untuk menanyakan tentang para penambang yang terjebak, seseorang yang menjawab telepon mengatakan Departemen Propaganda “tidak bertanggung jawab atas hal-hal ini” dan menutup telepon.
Setelah kecelakaan itu, lebih dari 300 pekerja darurat dimobilisasi dengan lebih dari 80 kendaraan penyelamat dan peralatan penyelamatan darurat, seperti dilansir dari Xinhua.
Karyawan dari perusahaan pertambangan bekerja dengan Perusahaan Pengeboran Barat, Perusahaan PetroCina Xinjiang, dan Biro Eksplorasi dan Pengembangan Geologi dan Mineral Xinjiang serta departemen lain untuk memobilisasi enam rig pengeboran dan tim profesional untuk bergegas ke tempat kejadian, kata laporan itu.
Staf darurat dari Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Ghulja pergi ke tempat kejadian setelah kecelakaan untuk memberikan bantuan medis kepada para penambang yang terluka, tetapi belum ada pekerja yang terjebak yang dibawa keluar, kata seorang pegawai rumah sakit.
Kepala kota Qarayaghach mengatakan kepada RFA bahwa dia hanya bisa menjawab pertanyaan tentang upaya penyelamatan dengan mendapatkan izin dari pemerintah.
“Kirimi kami surat resmi jika ingin tahu hasilnya,” ujarnya. (rafa/arrahmah.id)