DAMASKUS (Arrahmah.id) — Pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS), SDF, yang menahan puluhan ribu anggota kelompok militan Islamic State (ISIS) mengatakan mereka menentang penyerahan kendali fasilitas penjara kepada pejabat dari pemerintahan baru Suriah di Damaskus, lapor Reuters (21/1/2025).
Seorang perwira Kurdi – yang identitasnya disembunyikan di balik topeng ski – berbicara kepada Reuters mengatakan SDF, yang menduduki sebagian besar wilayah timur laut Suriah dalam kemitraan dengan militer AS, tidak akan menyerahkan kendali penjara tersebut kepada Damaskus.
“Membaginya dengan pemerintah baru tidak akan dapat diterima. Melindungi penjara ini merupakan tanggung jawab pasukan koalisi internasional dan SDF saja,” katanya.
Pejabat Kurdi itu juga mengklaim bahwa ISIS telah dua kali mencoba membebaskan anggotanya dari penjara Hasakah sejak kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir syam (HTS) berkuasa di Damaskus dan akan mencoba melakukannya lagi.
“Ketika rezim Suriah jatuh … ISIS menyita banyak senjata, dan mereka akan mengorganisir diri lagi untuk menyerang penjara,” tambah perwira itu.
Penjara tersebut menampung banyak anggota ISIS dari negara asing, termasuk sejumlah warga Eropa , yang berbondong-bondong ke Suriah untuk berperang melawan pemerintah Bashar al-Assad yang didominasi Syiah.
Menyikapi banyaknya pejuang asing di tubuh ISIS yang telah mendeklarasikan kekhilafahan, AS kemudian bermitra dengan milisi Kurdi untuk mendirikan SDF dan menaklukkan wilayah yang dikuasai ISIS bersama koalisi 80 negara internasional.
SDF kemudian diamanahi koalisi internasional untuk menahan militan ISIS dan keluarganya pasca kekalahan ISIS di Baghouz, Suriah timur, pada tahun 2019. (hanoum/arrahmah.id)