![Seorang anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF) berjaga di sepanjang jalan di kota al-Busayrah di provinsi Deir Ezzor, Suriah, pada 4 September 2023. [Foto : AFP]](https://i0.wp.com/www.arrahmah.id/wp/images/stories/2023/09/SDF-Klaim-Kuasai-Penuh-Wilayah-Der-Ezzoar-scaled.jpg?fit=2560%2C1596&ssl=1)
DEIR EZZOAR (Arrahmah.id) — Milisi Kurdi buatan Amerika Serikat (AS), Pasukan Demokratik Suriah (SDF), pada Rabu (6/9/2023) mengumumkan telah mengambil kendali penuh wilayah Deir ez-Zor, Suriah timur.
Dilansir North Press Agency (7/9), Kepala Pusat Media SDF, Farhad Shami, mengunggah informasi itu di akun Facebook-nya yang menyatakan bahwa SDF menguasai penuh kota tersebut.
Dia menambahkan bahwa operasi penyisiran terhadap orang-orang bersenjata telah selesai.
“Orang-orang bersenjata melarikan diri ke daerah yang dikuasai rezim Suriah, tempat mereka berasal sebelumnya,” katanya.
SDF mengatakan milisi Syiah Pasukan Pertahanan Nasional (NDF) yang berafiliasi dengan pasukan Suriah sebelumnya telah memasuki wilayah yang dikuasai SDF di sebelah timur Sungai Eufrat dan berpartisipasi dalam pertempuran melawan pasukan mereka.
SDF juga menyatakan bahwa mereka menemukan senjata-senjata Iran di kota-kota yang ada di wilayah Deir Ezzor.
Shami mengumumkan pada hari Selasa bahwa SDF menangkap empat militan NDF di kota itu.
Pada tanggal 27 Agustus, SDF melancarkan operasi militer yang disebut “Penguatan Keamanan” dengan dukungan Koalisi Global pimpinan AS di tepi timur Sungai Eufrat, khususnya di Deir Ezzor. Operasi itu pada dasarnya adalah untuk memberantas sel-sel tidur militan Islamic State (ISIS).
Pada tanggal 30 Agustus, SDF mengumumkan pemecatan komandan Dewan Militer Deir Ezzor, Ahmad al-Khabil, yang dikenal sebagai Abu Khawla, dari tugasnya, karena keterlibatannya “dalam berbagai kejahatan dan pelanggaran, termasuk komunikasi dan koordinasi dengan entitas eksternal, memusuhi revolusi, melakukan tindak pidana, dan terlibat dalam perdagangan narkoba. Dia juga dinilai telah salah mengelola situasi keamanan, karena militan ISIS justru semakin meningkat di wilayah itu.
Operasi tersebut menyebabkan pecahnya bentrokan antara SDF dan orang-orang bersenjata yang berafiliasi dengan para pemimpin yang dipecat dan dengan Nawaf al-Bashir, pemimpin suku al-Baggara dan tokoh pro-Iran yang kelompoknya aktif di tepi barat sungai Efrat. (hanoum/arrahmah.id)
