JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tidak ada tempat bagi niat ataupun gerakan untuk mendirikan negara berbasis agama di Indonesia.
Dalam pidatonya pada peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Rabu (1/6/2011), SBY menGatakan Indonesia tidak mengenal dasar negara lain selain Pancasila.
SBY menekankan bahwa niat atau gerakan mendirikan negara berbasis agama di Indonesia sangat bertentangan dengan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dirumuskan oleh para pendiri negara.
“Sebagai Kepala Negara dan juga kepala pemerintahan, saya katakan, niat dan gerakan politik itu bertentangan dengan niat dan semangat kita untuk mendirikan negara berdasarkan Pancasila,” katanya.
SBY menjelaskan, sejak awal para pendiri negara sangat arif berpikir menjangkau luas ke depan dengan membangun konsensus dasar bahwa Indonesia adalah negara berke-Tuhan-an sekaligus negara nasional, dan bukan negara agama.
Untuk mendukung pernyataannya SBY bahkan menyebutkan hasil survei suatu lembaga yang menyatakan 75 persen masyarakat Indonesia tidak menginginkan adanya gerakan mendirikan negara berbasis agama di tanah air .
Dalam survey tersebut diungkapkan bahwa masyarakat berpendapat gerakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan tidak bisa dibiarkan karena bertentangan dengan dasar negara Pancasila. Sayangnya SBY tidak jelas dalam menyebutkan sumber survey dan waktu pelaksanaan survey yang ia jadikan rujukan.
Faktanya data survey yang dikemukakan SBY tersebut bertentangan dengan survey yang dilakukan Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) pada Oktober 2010 – Januari 2011 yang didalamnya terungkap bahwa mayoritas pelajar di Indonesia menganggap bahwa Pancasila sudah tidak relevan lagi menjadi dasar negara. (rasularasy/arrahmah.com)