JAKARTA (Arrahmah.com) – Bambang Soesatyo, Anggota Komisi III DPR RI menyarankan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu membenahi manajemen Kantor Kepresidenan dan menyaring ulang orang-orang kepercayaannya.
“Bocoran dokumen milik Pemerintah AS tentang Indonesia yang diperoleh `Wikileaks` menjadi bukti, bahwa Kantor Kepresidenan tidak steril,” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin (14/3/2011).
Ia juga menyarankan, harus ada penyelidikan untuk mencari tahu siapa saja di antara sekian banyak pembantu Presiden yang tidak loyal lagi.
“Saya sebetulnya khawatir, materi pembocoran informasi Negara kepada para diplomat asing tak hanya sebatas info tentang Presiden dan Keluarganya,” ungkapnya.
Bambang Soesatyo berpendapat, bisa saja pembocoran itu sudah mencakup informasi ekonomi, pertahanan negara dan hal-hal strategis lainnya.
“Presiden harus memaknai penyimpangan ini sebagai masalah serius dan strategis,” tandas Wakil Bendahara Umum DPP Partai Golkar ini.
Diplomat Asing Menyusup
Bambang Soesatyo menambahkan, untuk mendapatkan informasi yang akurasinya bisa dipertanggungjawabkan, para diplomat asing tidak akan mencarinya di pinggir jalan atau sekadar dari pemberitaan media massa.
“Mereka akan menyusup hingga ke orang-orang di sekitar presiden,” katanya.
Ia lalu mengungkapkan, ada banyak forum bagi para diplomat asing mendekati menteri atau orang-orang kepercayaan presiden (guna memperoleh informasi akurat).
“Karena itu, saya yakin, materi laporan dalam memo diplomat AS yang dikirim dari Jakarta bersumber dari orang-orang dekat presiden,” ujarnya.
Sebab, menurutnya, materi laporan yang dipublikasikan koran Australia itu terfokus pada Presiden dan Keluarganya.
“Hanya orang dekat dan kepercayaan presiden yang tahu tentang itu,” kata Bambang Soesatyo, Anggota Komisi III DPR RI. (ant/arrahmah.com)