JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, meminta mantan Wapres yang juga Ketua PMI, Jusuf Kalla, untuk bisa menjadi utusan khusus Indonesia membantu konflik etnis Rohingya di Myanmar.
SBY memuji JK yang dalam kapasitasnya sebagai Ketua PMI, telah mengunjungi Myanmar beberapa waktu lalu.
“Alhamdulillah Pak Jusuf Kalla diterima dengan baik dan melakukan pembicaraan secara mendalam,” kata SBY usai bertemu JK di Kantor Presiden, Kamis (16/8).
SBY mengatakan sebelum JK berangkat ke Myanmar beberapa hari lalu, dirinya sempat melakukan komunikasi dengan JK.
“Kemarin berkomunikasi dengan saya, dan sekaligus saya sampaikan kalau bisa bertemu dengan presiden Thien Sien akan lebih bagus sekali, karena saya juga sudah kirim surat kepada beliau. Alhamdulillah pak Jusuf Kalla diterima dengan baik dengan Presiden Myanmar dan melakukan pembicaraan secara mendalam,” paparnya.
Lebih lanjut, SBY mengapresiasi sikap Myanmar yang terbuka terhadap partisipasi dan peran Indonesia. Dalam kunjunganya ke Myanmar, sambung SBY, JK diantar langsung oleh menteri perbatasan Myanmar untuk melihat langsung kondisi etnis Rohingya.
“Dan akhirnya tadi pada pembicaraan dengan saya, kita ingat ketika pak JK dan saya mengelola permasalahan di Ambon dan Poso, keadaanya atau situasinya kurang lebih seperti itu. Oleh karena itu, bagus kalau Indonesia mengambil peran yang konstruktif,” ungkapnya.
Rencananya JK akan bertemu dengan beberapa tokoh Myanmar pada 8 September 2012.
“Setelah itu saya minta apa yang bisa Indonesia lakukan, baik pemerintah maupun masyarakat luas,” tutur SBY.
Dengan melihat pengalaman JK yang luas, SBY meminta JK untuk menjadi utusan khusus dari Indonesia untuk ikut serta dalam penyelesaian kasus etnis Rohingya.
“Saya berharap pak JK dengan pengalamannya yang luas bisa menjadi special envoy kita agar kepedulian dan solidaritas Indonesia terhadap isu kemanusiaan Rohingya itu tepat, tidak menimbulkan salah pengertian bagi Myanmar tapi juga benar-benar membantu saudara kita etnis Rohingya,” tutupnya.
Sementara itu, JK pada wartawan mengatakan belum ada permintaan secara resmi dari SBY untuk menjadi utusan khusus Rohingya. Namun demikian dalam kapasitasnya sebagai Ketua PMI, misi kemanusian ke Myanmar pasti akan dikerjakan.
“Bulan depan kita akan mulai rekontruksi pemukiman bersama OKI (Organisasi negara muslim),” kata JK.
Ditanya mengenai situasi konflik, JK mengatakan kasusnya hampir sama dengan tragedi di Ambon dan Poso. Namun yang terjadi di Rohingya lebih berat, karena hampir semua orang memegang senjata.
“Sementara di Rohingya tidak ada yang pegang senjata. Yang tewas juga sekitar 80-an,” katanya.
JK menegaskan, konflik Rohingya bukan berlatar belakang agama melainkan etnis. Di Myanmar terdapat sekitar 2,5 juta umat muslim dan tidak ada konflik dengan umat agama lain. “Jadi yang konflik itu adalah etnis Rohingya, (kebetulan) mereka itu memang muslim,” jelas JK. (bilal/arrahmah.com)