JAKARTA (Arrahmah.com) – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan prihatin dengan maraknya penggunaan teknologi informasi dan jejaring sosial sebagai sarana penyebaran fitnah dan pembunuhan karakter.
Keprihatinan tersebut dikemukakan SBY di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (30/5/2011), sebelum melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Barat, dalam menanggapi menyebarnya fitnah terhadap Presiden melalui pesan singkat di telepon genggam.
“Saya berpikir dengan berkembangnya teknologi informasi, sms, Twitter, website, BlackBerry dan semua jenis media online, bisa meningkatkan kehidupan bangsa kita, mencerdaskan kehidupan bangsa kita, bukan justru teknologi informasi bagi mereka yang tidak ksatria, pembenuhan karakter maupun caci maki,” katanya.
Hal tersebut dinilai sebagai perbuatan tidak bertanggung jawab dan tidak ksatria karena tidak menampakkan diri. “Janganlah terus menerus menyebarkan racun fitnah. Mari secara ksatria pula kita berhadapan demi hukum dan keadilan,” imbaunya.
Presiden mengatakan bahwa di masa lalu saat dengan alasan demokrasi belum berkembang, belum ada kebebasan pers, negara bisa menindak atas nama stabilitas sementara sekarang tersedia media massa yang dapat menyerang dan mendiskriditkan.
Walaupun begitu, Presiden menyeru agar cara-cara itu tidak diteruskan dan mengimbau para korban fitnah untuk menggunakan haknya. SBY menilai situasi yang berkembang saat ini sebagai suatu gerakan mengadu domba satu sama lain sehingga masyarakat harus waspada.
SBY juga mengimbau media massa untuk menjalankan peranan luhur untuk arif. “Bayangkan kalau sebuah sumber yang sangat tidak jelas diangkat menjadi sumber berita. Rakyat kita ini dapat apa,” katanya.
Menurut SBY, harusnya bangsa Indonesia bersyukur ketika negeri ini memiliki momentum, telah melalui masa gelap dan tidak menghabiskan energi untuk menghadapi hal-hal seperti ini. Presiden berharap akan terciptanya kehidupan yang bermoral, beretika, beradab, dan segalanya dapat dipertanggungjawabkan secara kstaria, tidak pengecut. (ant/rasularasy/arrahmah.com)