SAADA (Arrahmah.id) – Tiga anak dan lebih dari 60 orang dewasa dilaporkan tewas dalam serangan udara di Yaman pada Jumat (21/1/2022), menurut pernyataan Save the Children, setelah seorang saksi mata Reuters mengatakan beberapa orang termasuk migran Afrika tewas dalam serangan di provinsi Saada.
Petugas penyelamat masih menarik mayat keluar dari puing-puing sekitar tengah hari setelah serangan fajar di pusat penahanan sementara di Saada di Yaman utara, tetapi tidak segera jelas berapa banyak orang yang tewas.
Koalisi militer yang dipimpin Saudi telah mengintensifkan serangan udara terhadap apa yang dikatakannya sebagai target militer Houtsi setelah kelompok teroris Syiah yang bersekutu dengan Iran tersebut melakukan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap anggota koalisi Uni Emirat Arab.
Sebuah pernyataan dari Save the Children mengatakan tiga anak dan lebih dari 60 orang dewasa tewas dalam serangan udara di Yaman pada Jumat, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Saluran televisi Al Masirah yang dikelola Houtsi mengatakan puluhan orang tewas dan terluka dalam serangan di Saada. Rekaman menunjukkan para pria yang mencoba membersihkan puing-puing menggunakan tangan mereka untuk menjangkau korban yang terperangkap dan terluka di rumah sakit al-Jamhuri.
Terlepas dari perang Yaman, para migran dari negara Tanduk Afrika masih pergi ke sana dalam perjalanan menuju Arab Saudi atau negara-negara Teluk yang kaya.
Yaman mengalami pemadaman internet nasional pada Jumat (21/1) dengan pengecualian kota selatan Aden. Media Houtsi menyalahkan serangan koalisi terhadap fasilitas telekomunikasi di provinsi barat Hudaidah. Namun penyebab pemadaman internet tidak dapat segera dikonfirmasi.
Aliansi yang dipimpin Saudi pada Kamis (20/1) melaporkan operasi terhadap “kemampuan militer Houtsi” di Hudaidah, platform peluncuran rudal balistik di provinsi Bayda di Yaman tengah dan target militer di ibu kota Yaman yang dikuasai Houtsi, Sana’a.
Konflik, di mana koalisi melakukan intervensi pada Maret 2015 setelah Houtsi menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional, telah menewaskan puluhan ribu orang, jutaan mengungsi dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan.
Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Yaman, Hans Grundberg, pada Jumat menyuarakan keprihatinan besar atas eskalasi militer dan meminta kedua belah pihak untuk “berlatih menahan diri secara maksimal”. (haninmazaya/arrahmah.id)