RIYADH (Arrahmah.id) – Ulama terkenal Saudi, Sheikh Badr Al-Meshari, telah ditahan oleh pihak berwenang karena alasan yang saat ini tidak diketahui, menurut organisasi hak asasi manusia Arab Saudi, Prisoners of Conscious yang mengumumkan penangkapan kemarin (17/7/2023) di media sosial.
Meskipun tidak ada alasan resmi yang diberikan, banyak pengamat menduga Al-Meshari ditangkap karena mengkritik kegiatan yang dipromosikan Otoritas Hiburan kerajaan seperti konser dan festival musik campuran yang telah memicu kemarahan kaum konservatif.
Inisiatif semacam itu adalah bagian dari reformasi sosial yang dilakukan di bawah Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS), yang ingin mengarahkan kerajaan ke “Islam yang lebih moderat”. Namun, di bawah kepemimpinan de-facto-nya, telah terjadi peningkatan penumpasan terhadap perbedaan pendapat dari lembaga agama, yang pernah menikmati hubungan baik dengan keluarga penguasa Al-Saud.
Penangkapan Al-Meshari didahului dengan penahanan ulama terkemuka Saudi lainnya seperti syekh Salman Al-Auda, Awad Al-Qarni, dan Ali Al-Omari, semuanya telah ditahan oleh otoritas Saudi sejak September 2017 atas “tuduhan terorisme”. Meskipun diperkirakan mereka menjadi sasaran karena tidak mendukung boikot MBS terhadap negara tetangganya, Qatar, yang telah diumumkan beberapa bulan sebelumnya.
Al-Meshari sebelumnya menjabat sebagai imam di Masjid Hittin di Riyadh dan khotbah serta ceramahnya banyak beredar luas di media sosial. Akun Twitter resmi ulama tersebut, yang saat ini memiliki lebih dari 550.000 pengikut, belum aktif sejak Februari tahun ini.
Berita palsu sebelumnya telah menyebar tentang Al-Meshari, pada awal tahun ini, rumor menyebar bahwa ulama itu telah meninggal, mendorong sang dai untuk membantah klaim tersebut di media sosial. (zarahamala/arrahmah.id)