RIYADH (Arrahmah.id) — Otoritas Saudi dilaporkan telah menangkap beberapa warga Suriah yang tinggal di negara itu termasuk salah seorang ulama pakar hadits; Syeikh Salih al Shami (88).
Dilaporkan laman Prisoners of Conscience, seperti dilansir Orient News (13/1/2023), al Shami yang berasal dari douma, Damaskus, ditangkap bersama putranya dengan alasan warga yang tidak memiliki identitas.
Atas penangkapan ulama sepuh tersebut, sejumlah akademisi Islam dan aktivis Saudi, termasuk penulis Syekh Muhammad Shams al-Din, meminta agar nasib Al Shami jelas dan dibantu dikeluarkan mengingat usianya dan kesehatannya tidak memungkinkan untuk ditangkap atau dipenjarakan.
Al Shami sendiri adalah putra tertua dari mantan Mufti Douma, Syeikh Ahmad al-Shami. Dia lahir pada tahun 1934 di kota Douma, salah satu kota terbesar yang dekat dengan ibu kota Suriah.
Setelah menamatkan SMA, Al Shami mendaftar di Fakultas Syariah pada tahun 1958 dan ia juga menjadi murid dari para ulama besar antara lain; Syekh Abdul Karim Al-Rifai, Syekh Abdul Ghani Al-Daqr, dan Sheikh Al-Qura’a Abdul-Wahhab Debs dan Zeit.
Al Shami memulai kehidupan keilmuannya setelah diangkat menjadi pengajar di Kementerian Pendidikan di As-Suwayda. Setelah itu dia pindah ke kota Douma dan terus mengajar hingga tahun 1980. Tak lama kemudian dia pergi ke Arab Saudi dan menetap di sana sebagai seorang dosen ilmu Syariah di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud.
Dia dikenal dengan buku-bukunya yang bertebar di berbagai perpustakaan Islam. Tercatat dia telah menulis lusinan buku tentang biografi Nabi dan hadits
Al Shami juga mensyarah kitab-kitab Imam Ibn Al-Qayyim Al-Jawziyyah dan menyempurnakan buku The Ornament of the Awliya’ and Tabaqat Al-Safia karya Abu Naim Al-Asbhani, dan yang santun dari Kebangkitan Ilmu Agama karya Al-Ghazali.
Di kampus tempat dia mengajar, Al Shami dianggap sebagai orang pertama yang mendirikan ilmu Estetika Islam. (hanoum/arrahmah.id)