RIYADH (Arrahmah.id) – Warga negara Arab Saudi menghadapi peningkatan penangkapan karena mengkritik ‘Israel’ di media sosial dalam beberapa bulan terakhir sebagai akibat dari serangan militer yang terus berlanjut terhadap Gaza.
Menurut Bloomberg, salah satu tahanan adalah seorang eksekutif yang terlibat dalam inisiatif pembangunan ekonomi Putra Mahkota Mohammed Bin Salman termasuk Visi 2030 kerajaan.
Yang lain dilaporkan mendesak warga Saudi untuk memboikot merek-merek Amerika yang beroperasi di kerajaan Teluk serta seorang tokoh media yang mengatakan ‘Israel’ tidak boleh dimaafkan.
Sebuah sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, membenarkan bahwa penangkapan tersebut dilatarbelakangi oleh kekhawatiran atas potensi ancaman terhadap keamanan negara dari pengaruh pro-Iran.
Belum ada catatan resmi berapa orang yang ditangkap sejak 7 Oktober 2023 karena menyuarakan keprihatinan atas tindakan ‘Israel’ di Gaza.
Tindakan keras ini bertepatan dengan upaya berkelanjutan Amerika Serikat untuk memfasilitasi normalisasi hubungan antara Riyadh dan ‘Israel’.
Selama kunjungan baru-baru ini ke negara Teluk tersebut, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa negosiasi intensif selama sepekan terakhir telah membuat kedua pihak “berpotensi hampir mencapai penyelesaian.” Sementara itu Arab Saudi berulang kali mengumumkan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan ‘Israel’ sampai negara Palestina merdeka terbentuk. (zarahamala/arrahmah.id)