RIYADH (Arrahmah.com) – Raja Arab Saudi Raja Salman memperpanjang jam malam nasional sampai pemberitahuan lebih lanjut karena penyebaran virus corona baru, kata kementerian dalam negeri pada hari Minggu (12/4/2020), setelah kerajaan melaporkan lebih dari 300 infeksi baru setiap harinya dalam empat hari terakhir.
Pekan lalu Arab Saudi menempatkan ibukotanya, Riyadh dan kota-kota besar lainnya di bawah jam malam 24 jam, mengunci banyak penduduk untuk membendung penyebaran virus.
Di tempat lain, jam malam yang dimulai pada 23 Maret berjalan dari jam 3 sore hingga 6 pagi.
Negara berpenduduk sekitar 30 juta ini telah mencatat 4.033 infeksi dengan 52 kematian, tertinggi di antara enam negara Teluk yang jumlah totalnya telah melampaui 13.200 dengan 88 kematian meskipun ada langkah-langkah tegas untuk mengekang transmisi.
Kerajaan telah menghentikan penerbangan internasional, menghentikan umrah, dan menutup sebagian besar tempat-tempat umum. Negara-negara Teluk lainnya telah mengambil tindakan pencegahan serupa.
Kementerian dalam negeri mengatakan semua tindakan pencegahan di 13 wilayah Arab Saudi tetap diberlakukan.
Wilayah Qatif timur, tempat kasus coronavirus pertamanya dilaporkan di antara jamaah Muslim Syiah yang kembali dari Iran, telah ditutup sejak 8 Maret.
Uni Emirat Arab, pusat pariwisata dan bisnis di kawasan itu, memiliki penghitungan tertinggi kedua di 3.736 kasus dengan 20 kematian.
Beberapa negara Teluk Arab telah melihat penyebaran virus di antara pekerja asing berupah rendah, banyak dari mereka tinggal di tempat yang penuh sesak.
Qatar telah mengunci sebagian besar kawasan industri, Dubai telah menutup dua distrik komersial dengan populasi pekerja migran yang besar, dan Oman telah menutup provinsi Muskat, yang meliputi ibukota.
Jutaan pekerja migran, terutama dari negara-negara Asia, termasuk Nepal, India, dan Filipina, termasuk di antara populasi ekspatriat besar di kawasan itu.
Duta Besar India untuk UEA mengatakan kepada harian lokal berbahasa Inggris Gulf News pada hari Sabtu (11/4) bahwa pemerintah India tidak dapat memulangkan sejumlah besar warga negaranya ketika mencoba untuk memutus rantai infeksi.
“Pada tahap ini, kami merasa bahwa yang terbaik bagi mereka (orang India yang ingin pulang ke rumah) tinggal di tempat mereka sekarang,” Pavan Kapoor dikutip mengatakan. “Begitu kuncian di India dicabut, kami pasti akan membantu mereka kembali ke kota asal dan keluarga mereka.” (Althaf/arrahmah.com)