SAADA (Arrahmah.com) – Militer koalisi pimpinan Saudi pada Jum’at (8/5/2015) memperingatkan warga di provinsi Saada, benteng milisi Syi’ah Houtsi untuk meninggalkan rumah mereka setelah menyatakan seluruh wilayah sebagai sasaran militer.
Saluran televisi Saudi Al ekhbariya mengatakan pada Jum’at (8/5) bahwa seluruh wilayah akan menjadi sasaran militer, saat Jenderal Ahmed Assiri, juru bicara militer koalisi, mengatakan selebaran telah dijatuhkan di distrik Old Saada mendesak warga untuk pergi hingga pukul 19.00 waktu setempat.
Hal tersebut datang menanggapi serangan lintas-perbatasan baru-baru ini oleh milisi Syi’ah Houtsi yang menargetkan kota perbatasan Saudi-Yaman, kota Najran.
“Pekerjaan kami kini mencapai mereka (Houtsi) yang merencanakan serangan ini dan yang bersembunyi di Saada,” ujar Assiri seperti dilansir Al Jazeera.
“Operasi militer kami akan lebih lama dan lebih keras dan akan pergi setelah seluruh komandan Houtsi,” tambahnya.
Tembakan mortir dari Saada telah menewaskan delapan orang di kota Najran, Saudi pada Selasa dan Rabu lalu dan Houtsi juga menargetka lokasi pertahanan udara Saudi di dekat Najran pada Kamis.
Sebagai tanggapan, koalisi pimpinan Saudi meluncurkan lebih dari 50 serangan udara di Saada pada Kamis tengah malam, menghancurkan sebuah bangunan yang diduga pabrik bom, kompleks komunikasi dan pusat komando.
Riyadh pada Kamis (7/5) mengusulkan gencatan senjata selama lima hari untuk misi kemanusiaan untuk membantu warga sipil yang memerlukan makanan, obat-obatan dan bahan bakar.
Menteri Luar Negeri Adel al-Jubeir mengatakan dalam pertemuan menteri-menteri negara Teluk di Paris pada Jum’at (8/5) bahwa gencatan senjata akan dimulai pada 12 Mei, namun hanya akan terjadi jika Houtsi memenuhi aturan.
Jubeir mengatakan serangan udara di Saada tidak terikat dengan kesepakatan gencatan senjata.
Badan-badan bantuan mengatakan mereka sangat membutuhkan pasokan, termasuk bahan bakar untuk menjalankan infrastruktur seperti rumah sakit. (haninmazaya/arrahmah.com)