KIEV (Arrahmah.id) – Arab Saudi menandatangani sebuah perjanjian dan nota kesepahaman (MoU) dengan Ukraina, memberikan negara yang dilanda perang itu bantuan kemanusiaan senilai $400 juta dalam bentuk bantuan kemanusiaan selama kunjungan delegasi tingkat tinggi ke Kiev, kementerian luar negeri Arab Saudi mengatakan pada Ahad (26/2/2023).
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan memimpin delegasi Kerajaan dan diterima oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di kediaman kepresidenan di Kiev.
Menlu juga bertemu dengan mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba, dan kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak. Diplomat tertinggi Saudi membahas peluang untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang, selain meninjau perkembangan regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama, kata kementerian luar negeri Saudi.
Upaya diplomatik Kerajaan Saudi bertujuan untuk menyelesaikan krisis Ukraina secara damai melalui solusi politik, dan aspek-aspek bantuan Saudi yang diberikan kepada Ukraina dan rakyatnya untuk membantu mengurangi dampak sosial dan ekonomi yang merugikan dari perang.
Perjanjian yang ditandatangani adalah program kerjasama senilai 100 juta dolar AS untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Ukraina, kantor berita negara SPA melaporkan.
MoU tersebut menjanjikan bahwa Saudi Fund for Development akan membiayai turunan minyak Ukraina senilai $300 juta dan ditandatangani oleh kepala eksekutif Saudi Fund for Development, Sultan Abdulrahman al-Marshad.
Paket bantuan ini pertama kali diumumkan oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman pada Oktober lalu, setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Ukraina. Putra Mahkota telah menyatakan dukungan Kerajaan Saudi terhadap upaya-upaya de-eskalasi dan kesiapannya untuk melanjutkan upaya-upaya mediasi untuk menyelesaikan konflik.
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina, Arab Saudi telah mempertahankan sikap netral. Arab Saudi menyerukan de-eskalasi, menawarkan dukungan kepada Kiev sambil mempertahankan status quo hubungannya dengan sesama anggota OPEC+, Moskow, dan menyatakan kesediaannya untuk menjadi mediator di antara pihak-pihak yang bertikai untuk mencapai resolusi damai.
Pada akhir tahun lalu, Arab Saudi memberikan suara mendukung resolusi PBB yang mengutuk tindakan Rusia untuk mencaplok wilayah Ukraina; sebuah keputusan yang dipuji oleh Kiev dan ditafsirkan sebagai dukungan Riyadh terhadap integritas teritorial Ukraina. Selain itu, Putra Mahkota Saudi memiliki peran penting dalam memediasi pembebasan 10 tawanan perang (POW) dari berbagai negara, sebagai bagian dari pertukaran tawanan perang antara Rusia dan Ukraina.
Sementara itu, Putra Mahkota tetap melakukan kontak secara teratur dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas kerja sama dalam OPEC+ (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia). Kedua pemimpin berfokus pada menjaga stabilitas pasar minyak sehubungan dengan dampak perkembangan perang Rusia-Ukraina, seperti sanksi Barat terhadap industri minyak Moskow dan pemberlakuan batasan harga untuk produk-produk Rusia. (haninmazaya/arrahmah.id)