RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi pada Senin (4/3/2019) mengatakan bahwa terlalu dini untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Suriah atau mengembalikan Damaskus ke Liga Arab tanpa kemajuan dalam proses politik untuk mengakhiri perang delapan tahun, lapor Reuters.
Menteri Luar Negeri Adel Al-Jubeir juga mengatakan Riyadh, yang mendukung pihak oposisi yang memerangi Presiden Bashar Asad, tidak akan ambil bagian dalam upaya rekonstruksi sebelum stabilitas dipulihkan di Suriah.
“Ini (pembukaan kembali kedutaan) terkait dengan kemajuan pada proses politik, jadi ini masih dini,” kata Jubeir dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Dia mengatakan itu juga “terlalu dini” bagi Suriah untuk dipulihkan ke Liga Arab, di mana keanggotaannya ditangguhkan tujuh tahun lalu. Liga Arab mengatakan langkah seperti itu akan membutuhkan konsensus di antara negara-negara anggota.
Uni Emirat Arab, sekutu Saudi, membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus pada Desember dalam upaya diplomatik untuk Asad, dalam upaya untuk melibatkan kembali dan membangun kembali pengaruh Arab di Suriah.
Asad telah memulihkan kendali atas sebagian besar Suriah dengan dukungan dari Rusia, Iran, dan kelompok-kelompok Syiah yang didukung Iran seperti “Hizbullah” Libanon.
Arab Saudi, Qatar, Turki, dan UEA telah mendukung kelompok-kelompok oposisi bersenjata yang menentang Asad selama perang.
Ditanya apakah Riyadh akan membantu dalam rekonstruksi Suriah, Jubeir mengatakan: “Rekonstruksi tidak dapat terjadi sampai perang berakhir dan ada stabilitas dan keamanan di Suriah.”
Amerika Serikat, yang didukung oleh Arab Saudi, melobi negara-negara Teluk lainnya untuk menunda rehabilitasi Suriah, kata beberapa sumber kepada Reuters awal bulan ini.
(fath/arrahmah.com)