RIYADH (Arrahmah.id) — Dalam beberapa tahun terkahir, perempuan-perempuan ibukota Arab Saudi nampak berubah penampilannya dari kebanyakan perempuan Arab Saudi. Mereka banyak yang melepaskan cadar dan tidak menggunakan abaya.
Dikutip dari The National (1/1/2023), pemandangan itu makin jelas terlihat di tengah ingar-bingar warga beberapa hari sebelum tahun baru 2023.
Di Bandara Internasional King Khalid Riyadh misalnya, tampak laki-laki dan perempuan mengantre di jalur yang sama di bagian bea cukai tanpa ada lagi pemisahan.
Mayoritas perempuan juga tak mengenakan cadar dan beberapa tak memilih memakai abaya. Keterbukaan di Riyadh dan penghapusan aturan jarak sosial mengubah kehidupan sehari-hari secara signifikan.
“Mengunjungi Arab Saudi adalah pengalaman yang berbeda pada 2008 dibandingkan saat ini,” kata turis asal Mesir yang berkunjung ke Jeddah, Samia.
Menurut Samia, pada 2008, terdapat aturan ketat yang mewajibkan perempuan memakai abaya dan kerudung.
“Serta pemisahan jenis kelamin yang mencolok,” ujarnya.
Ketentuan abaya tak lagi diwajibkan di Riyadh mulanya diizinkan oleh Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pada 2018.
Ia membolehkan perempuan tak memakai abaya ataupun hijab asal berpakaian sopan.
“Keputusan sepenuhnya diserahkan kepada perempuan untuk memutuskan jenis pakaian yang layak dan terhormat yang dia pilih untuk dikenakan,” kata MBS kala itu.
Sejak MBS memimpin Saudi, ia melakukan sederet gebrakan yang membuat negara itu menuju moderat.
Beberapa kebijakan di antaranya melonggarkan aturan bagi perempuan, mulai dari bepergian sendiri, tinggal sendiri, hingga bisa bekerja di ruang publik.
Pada 16 Desember 2022, Saudi pun melarang abaya dipakai murid perempuan saat ujian di sekolah.
Kebijakan itu dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Komisi Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Saudi (Education and Training Evaluation Commission/ETEC) Saudi.
Mereka meminta murid mengenakan seragam sekolah saat ujian. ETEC mengatakan seluruh pakaian yang dikenakan siswa harus selaras dengan aturan kesopanan publik di Saudi. (hanoum/arrahmah.id)