RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi akan melarang impor buah dan sayuran Libanon mulai pukul 9 pagi pada 25 April setelah peningkatan penyelundupan narkoba dari Beirut, Saudi Press Agency (SPA) melaporkan pada Jumat (23/4/2021).
Langkah itu dilakukan setelah Bea Cukai Saudi menggagalkan upaya untuk menyelundupkan lebih dari 5 juta pil Captagon yang diisi di dalam buah yang diimpor dari Libanon, SPA melaporkan.
Captagon digunakan oleh kombatan karena efek yang dimilikinya untuk melawan kelelahan. Ini adalah amfetamin yang telah banyak dibuat dan diekspor secara ilegal dari Libanon.
Larangan tersebut akan tetap berlaku sampai pihak berwenang Libanon memberikan jaminan yang cukup dan dapat diandalkan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghentikan operasi penyelundupan narkoba sistemik.
Kementerian Luar Negeri Libanon mengkritik operasi penyelundupan narkoba dan meminta otoritas keamanan negara untuk bertindak “untuk mencegah kerugian bagi warga negara yang tidak bersalah, petani, industrialis, dan ekonomi Libanon.”
Mohammed bin Ali Al-Naim, wakil sekretaris Otoritas Bea Cukai untuk Urusan Keamanan, mengatakan narkotika itu dimasukkan ke dalam pomegrante yang diimpor dari Libanon.
Selain itu, Kementerian Dalam Negeri, bekerja sama dengan pihak berwenang terkait, menyatakan akan terus menindaklanjuti dan memantau pengiriman lain yang datang dari Libanon.
“Keamanan Kerajaan adalah garis merah,” cuitan Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Saud di Twitter Jumat malam.
Juru bicara Direktorat Jenderal Pengendalian Narkotika (GDNC) Kapten Mohammed al-Nujaidi mengatakan ada lima pelaku yang terlibat dalam peristiwa tersebut, satu WNA dan empat WN Saudi. (haninmazaya/arrahmah.com)