AL-MANAMAH (Arrahmah.com) – Pemimpin oposisi Bahrain mengatakan pemerintah Saudi secara nyata memerangi rakyat Bahrain dengan mengirim pasukan untuk membantu menekan pemberontakan di negeri tersebut.
“Apa yang kita lihat hari ini adalah deklarasi perang melawan sipil tak bersenjata, yang dikatakan kriminal hanya karena terlibat dalam revolusi damai, untuk menentukan nasib mereka sendiri,” ujar Saeed al-Shehabi, seperti yang dilaporkan Press TV.
“Jika mereka (Arab Saudi) melanjutkan kehadiran mereka maka itu adalah tidak lain deklarasi perang terhadap negara,” tambah pemimpin oposisi.
Shehabi menyesalkan, “Ini adalah hari yang menyedihkan, tidak hanya untuk Bahrain tetapi juga untuk Dewan Kooperasi Teluk (GCC), karena aliansi seharusnya menjaga urusan rakyat daerah itu, bukan untuk melancarkan perang melawan negara lain.”
“Sungguh menakjubkan melihat negara terbesar di aliansi ini menyerang sebuah negara kecil dan negara-negara lain yang bergabung di dalamnya,” ujarnya.
Shehabi berpendapat, “Menurut piagam GCC, satu negara dapat meminta dukungan dari negara lain dalam aliansi bahwa hanya jika terjadi ageresi eksternal menentangnya.
“Dalam kasus Bahrain, kita tidak memiliki agresi eksternal, kita hanya memiliki masalah internal yang harus diselesaikan di dalam negeri sendiri bukan oleh invasi.”
Pada Senin (14/3/2011) negara anggota GCC, seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman dan Qatar mengirim angkatan bersenjata mereka ke pulau Teluk Persia atas permintaan Manama untuk meredam protes di seluruh negeri yang menentang pemerintah.
Terinspirasi oleh revolusi Tunisia dan Mesir, puluhan rakyat Bahrain turun ke jalan di ibukota Manama sejak pertengahan Februari untuk mengakhiri dinasti Al-Khalifa yang telah memerintah selama hampir dua abad. (haninmazaya/arrahmah.com)