RIYADH (Arrahmah.id) — Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi membantah laporan bahwa mereka membombardir sebuah penjara di kota Saada, Yaman utara, yang menewaskan 70 orang.
“Laporan mengenai serangan yang ditargetkan ke fasilitas pemberontak (Syiah Houthi) tidak benar dan tak berdasar,” kata juru bicara koalisi militer Saudi, Turki al Maliki.
“Koalisi akan memberi tahu Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Yaman dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) tentang fakta dan detailnya,” demikian dilaporkan kantor berita resmi Arab Saudi SPA (22/1/2022) yang mengutip Maliki.
Sebelumnya, seorang pejabat dari kelompok Syiah Houthi di Yaman dan badan amal medis, Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) mengatakan pada hari Jumat (21/1) bahwa puluhan orang tewas dalam serangan udara dini hari di sebuah pusat penahanan sementara di kota Saada.
Milisi Syiah Houthi merilis rekaman video yang menunjukkan petugas penyelamat mengeluarkan mayat-mayat dari antara puing-puing bangunan.
Dilansir AFP (22/1), Taha al Motawakel, menteri kesehatan di pemerintahan Syiah Houthi yang menguasai wilayah utara negara itu, mengatakan bahwa 70 tahanan telah tewas dalam serangan itu.
Al Motawakel menuduh koalisi pimpinan Saudi sengaja menargetkan warga sipil.
“Kami menganggap ini sebagai kejahatan perang terhadap kemanusiaan. Dunia harus bertanggung jawab pada saat kritis dalam sejarah manusia ini,” katanya.
Seorang juru bicara MSF mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa jumlah korban tewas sedikitnya 70 orang dan 138 lainnya terluka.
Selama seminggu terakhir, koalisi militer Saudi telah menggencarkan serangan udara pada apa yang dikatakannya sebagai target militer yang terkait dengan Syiah Houthi.
Serangan digencarkan setelah Houthi melakukan serangan pesawat tak berawak (drone) yang belum pernah terjadi sebelumnya di Uni Emirat Arab (UEA), yang merupakan bagian dari koalisi militer pimpinan Saudi. (hanoum/arrahmah.id)