NEW YORK (Arrahmah.com) – Polisi New York mengatakan pada Selasa (15/4/2014) bahwa mereka telah membubarkan unit yang sangat kontroversial dan banyak dikritik yang mengirim petugas yang menyamar untuk memata-matai Muslim setempat.
Kelompok kebebasan sipil menyambut langkah tersebut, namun menyeru otoritas New York untuk mengatasi kerusakan yang diberikan oleh mata-mata hanya berdasarkan agama.
Keputusan oleh kepolisian terbesar di Amerika adalah tanda pertama bahwa komisaris baru William Bratton menerapkan langkah yang jauh dari beberapa praktek intelijen pasca-911 yang dijalankan oleh pendahulunya, New York Times melaporkan.
Polisi mengatakan, Unit Zona Penilaian yang sebelumnya dikenal dengan Unit Demografi, sebagian besar telah tidak aktif sejak Januari dan para personilnya kini telah dipindahkan ke tugas lain dalam intelijen polisi.
Bill de Blasio yang pada Januari lalu menjabat sebagai walikota Demokrat pertama New York dalam 20 tahun terakhir, menyambut baik langkah itu.
“Reformasi ini merupakan langkah maju yang penting dalam meredakan ketegangan antara polisi dan masyarakat yang mereka layani, sehingga polisi dan warga negara kita dapat membantu satu sama lain,” ujarnya seperti dilansir Middle East Online (16/4).
Kelompok kebebasan sipil mengatakan keputusan itu merupakan langkah penting pertama tapi memperingatkan agar kegiatan tersebut tidak dipindahkan ke unit-unit polisi lainnya.
“Kami berharap bahwa diskriminasi Unit Demografi tidak akan dilakukan oleh unit lain di NYPD,” ujar Donna Lieberman, direktur eksekutif Persatuan Kebebasan Sipil New York. (haninmazaya/arrahmah.com)