JAKARTA (Arrahmah.id) – Satu orang warga negara Indonesia (WNI) dilaporkan terkena dampak gempa magnitudo 6,6 di Ekuador, Sabtu (18/3/2023) kemarin. Meski terdampak, WNI itu dalam kondisi baik-baik saja dan sehat.
“Gempa ini mengguncang tiga provinsi yang terdapat beberapa WNI. Ada satu wanita yang menikah dengan warga Ekuador dan ada dua WNI sebagai misionaris,” kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Ekuador, Agung Kurniadi, Senin (20/3/2023), lansir RRI.
“Ada satu WNI yang rumahnya terkena guncangan hebat. Namun, Alhamdulillah dalam kondisi aman dan sehat,” ucapnya.
Pihak Dubes RI telah menjalin komunikasi dengan seluruh WNI yang tinggal di Ekuador. Agung menyampaikan bahwa seluruh WNI di sana dalam kondisi baik dan aman.
“Secara garis besar, kami melakukan kontak melalui grup Whatsapp. Alhamdulillah mereka melaporkan semuanya dalam kondisi baik dan aman,” kata Agung.
Korban meninggal akibat gempa magnitudo 6,6 di Ekuador ini sebanyak 13 orang. Korban bertambah, karena baru ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang terdampak gempa.
“Hingga hari ini, terdapat total 13 korban jiwa. Sebelumnya, dikabarkan 12 orang meninggal, namun hari ini bertambah satu, karena baru ditemukan di reruntuhan,” ungkapnya.
Pemerintah setempat juga terus melakukan penanganan daerah yang terdampak gempa. Selain gempa, daerah selatan Ekuador juga sempat mengamai banjir dan tanah longsor dalam dua minggu belakangan ini.
“Penanganan korban gempa masih berjalan, karena masih banyak infrastruktur yang berlum berfungsi. Perkembangan terkini dapat disampaikan bahwa aliran listrik yang sempat terputus kini sudah mulai berfungsi.”
“Selain terjadi gempa, wilayah selatan ini dalam dua minggu terakhir juga mengalami tantangan cuaca. Mereka terkena banjir dan tanah longsor akibat hujan deras.”
“Jadi, apa yang dilakukan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah adalah upaya untuk memperbaiki infrastruktur. Cukup banyak infrastruktur, rumah, sekolah, gedung, dan jalan yang rusak akibat gempa.”
Selain itu, pemerintah Ekuador juga telah menyiapkan tenda-tenda pengungsian untuk para korban. Hingga saat ini, korban terbanyak akibat bencana ini adalah korban luka-luka yang di rawat di rumah sakit.
“Tenda-tenda pengungsian sudah terlihat dan beberapa rumah sakit sudah mempersiapkan diri untuk meningkatkan kapasitas. Namun demikian, dari yang kami ikuti informasinya jumlah korban paling banyak tengah dirawat di rumah sakit,” pungkasnya.
(ameera/arrahmah.id)