UKRAINA (Arrahmah.com) – Militer Ukraina mengatakan bahwa seorang tentara tewas dan satu lagi terluka parah dalam tembakan artileri dari pemberontak separatis yang didukung Rusia, ketika permusuhan meningkat tajam di timur negara itu.
Pada serangan yang dilaporkan pada Ahad (11/4/2021), Ukraina mengatakan 27 tentara telah tewas di wilayah timur tahun ini, lebih dari setengah jumlah yang tewas di sepanjang tahun 2020.
Rusia membantah klaim Barat bahwa mereka telah mengirim pasukan ke Ukraina timur untuk membantu pemberontak, tetapi para pejabat mengatakan tentara dapat campur tangan jika Ukraina mencoba merebut kembali daerah itu dengan paksa.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memperingatkan pada Ahad (11/4) bahwa “jika Rusia bertindak ceroboh, atau agresif, akan ada biaya, akan ada konsekuensinya,” lansir Al Jazeera.
Dalam beberapa pekan terakhir, pertempuran semakin intensif antara tentara Ukraina dan separatis pro-Rusia di timur negara itu, dengan tanda-tanda penumpukan pasukan Rusia di wilayah tersebut yang meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi besar-besaran dalam konflik yang telah berlangsung lama.
Ukraina menuduh Rusia mengumpulkan ribuan personel militer di perbatasan utara dan timurnya serta di semenanjung Krimea yang dicaplok.
Kremlin mengatakan pada Ahad bahwa pihaknya tidak bergerak ke arah perang dengan Ukraina.
Sementara itu, Moskow mengatakan khawatir akan dimulainya kembali pertempuran skala penuh di timur Ukraina dan dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi warga sipil di sana. Kyiv mengatakan tidak akan melancarkan serangan terhadap separatis yang didukung Rusia.
Pasukan Ukraina dan separatis yang didukung Rusia telah bertempur di timur Ukraina sejak tak lama setelah pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina oleh Moskow pada 2014.
Konflik di timur Ukraina telah menewaskan lebih dari 13.000 orang dan berubah menjadi masalah yang mengganggu dalam hubungan Moskow dengan Barat.
Pertempuran telah mereda dalam beberapa tahun terakhir, tetapi solusi diplomatik untuk menyelesaikan status wilayah timur tetap berada di luar jangkauan.
Krimea masih diakui sebagai bagian dari Ukraina oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan Kyiv mengatakan suatu hari akan memenangkannya kembali. (haninmazaya/arrahmah.com)