BAGHDAD (Arrahmah.com) – Kedutaan Amerika Serikat di Baghdad menarik beberapa stafnya menjelang ulang tahun pertama pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani di ibu kota Irak, menurut laporan media, kemarin (2/12/2020).
Penarikan akan berlanjut sampai setelah peringatan pembunuhan Soleimani, yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di luar bandara Baghdad pada Januari tahun ini, Washington Post melaporkan pada hari Rabu (2/12).
Langkah itu juga menyusul serangkaian serangan roket dan bom pinggir jalan oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran di instalasi AS di Irak.
Seorang pejabat senior Irak menyebut penarikan itu sebagai “penarikan kecil berdasarkan reservasi keamanan dari pihak AS”.
“Mereka bisa kembali,” kata pejabat itu kepada kantor berita AFP.
Departemen Luar Negeri AS belum mengomentari laporan tersebut.
Bulan lalu, para pejabat AS mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi jumlah pasukan Amerika di Irak dari sekitar 3.000 menjadi 2.500 pada 15 Januari tahun depan.
Ketegangan di wilayah itu berkobar sekali lagi minggu lalu setelah pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh di dekat Teheran.
Belum ada yang mengklaim bertanggung jawab tetapi Iran telah menyalahkan “Israel” – sekutu utama AS – membunuh Fakhrizadeh menggunakan teknologi yang dikendalikan dari jarak jauh, serta menjanjikan “balas dendam yang keras”.
“Rezim Iran lebih cenderung – dengan kata-katanya sendiri – ‘membalas’ kematian Soleimani setelah Trump meninggalkan jabatannya,” kata Kasra Aarabi, seorang analis Iran di Tony Blair Institute for Global Change.
Arash Azizi, penulis The Shadow Commander: Soleimani, US and Iran’s Global Ambitions, mengatakan tujuan jangka panjang Iran adalah melihat penarikan AS sepenuhnya dari wilayah tersebut. (Althaf/arrahmah.com)