ALEPPO (Arrahmah.com) – Dr. Muhammad Waseem Moaz (36), satu-satunya dokter anak yang tersisa di Aleppo, meninggal dalam serangan udara pada Kamis (28/4/2016).
Badan amal Medecins Sans Frontieres mengatakan serangan terhadap rumah sakit Al-Quds telah memakan korban jiwa lebih dri 50 orang, termasuk setidaknya enam staf medis.
Direktur Rumah Sakit Anak di Aleppo, dr. Hatem, memuji kemanusiaan dan keberanian dr. Moaz. Ia mengatakan, dr. Moaz bertugas di Rumah Sakit anak di siang hari dan kemudian mengurus rumah sakit Al-Quds untuk keadaan darurat di malam hari.
“Dr. Moaz dan saya menghabiskan enam jam sehari bersama-sama. Ia ramah, baik, dan suka bercanda dengan seluruh staf. Dia adalah dokter terbaik di rumah sakit kami.”
Rekan lain dari dr. Moaz mengatakan kepada program World Tonight BBC, bahwa mereka telah bekerja bersama selama lima tahun.
“Dia adalah salah satu teman terbaik saya. Dia berusia 36 tahun, belum menikah sampai sekarang karena menunggu perang berdarah ini berhenti,” katanya.
“Dia mencintai negaranya, ia mencintai kotanya. Dia harus tetap dekat dengan bayi-bayi. Siapa yang akan merawat bayi-bayi itu jika semua orang tewas?”
Medicins Sans Frotieres (MSF), yang menjalankan rumah sakit Al-Quds, mengatakan dr. Moaz merupakan salah satu dokter terakhir anak di Aleppo. Ia telah bekerja di rumah sakit sejak 2013.
“Dia tetap bekerja, selalu ada, dan selalu khawatir tentang kebutuhan masyarakat. Dia jujur dan sangat berkomitmen. Dia bekerja di kondisi yang bahkan Anda tidak bisa membayangkan,” kata perwakilan MSF Aitor Zabalgogeazkoa kepada BBC.
Dilaporkan, dr. Moaz dan timnya pernah harus beroperasi di bawah tanah dalam ketakutan.
Rumah Sakit Aleppo dihantam seranga udara pada Rabu (27/4). Rumah sakit ini sudah dibawah tekanan ekstrem. Awal bulan ini dr. Zahed Katurji mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada lebih dari 25 dokter yang beroperasi di Aleppo. MSF mengatakan bahwa tujuh rumah sakit yang disokongnya telah dibom sejak awal 2016, dan merenggut setidanya 16 nyawa staf medis. (fath/arrahmah.com)