SWEIDA (Arrahmah.id) – Sedikitnya satu orang telah meninggal akibat luka tembak yang dideritanya dalam sebuah demonstrasi anti-rezim di provinsi selatan Sweida, menurut media lokal dan kelompok-kelompok pemantau.
Suwayda24, sebuah situs berita lokal yang dikelola oleh para jurnalis warga, melaporkan pada Rabu (28/2/2024) bahwa seorang pria berusia 52 tahun meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya setelah pasukan keamanan yang menjaga sebuah gedung pemerintah menembaki para pengunjuk rasa di dekatnya.
Media lokal tersebut menambahkan bahwa kepala spiritual sekte Druze, Syekh Hikmat Al-Hijri, menemui para pengunjuk rasa dan mengatakan bahwa pria tersebut adalah seorang “martir”.
Sebuah sumber media lokal dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengonfirmasi kematian tersebut.
SOHR mengatakan bahwa puluhan orang meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah di depan gedung kantor negara yang baru saja dibuka kembali yang menangani urusan warga negara, seperti dinas militer yang belum selesai.
“Pasukan pro-pemerintah menembak ke udara untuk membubarkan kerumunan massa, melukai dua pengunjuk rasa, satu di antaranya kemudian meninggal dunia,” ujar laporan pemantau yang berbasis di Inggris itu, seperti dilansir Al Jazeera (28/2).
Menurut SOHR dan Suwayda24, otoritas agama setempat mendesak semua pihak untuk “menjaga demonstrasi tetap damai”.
Kematian pria berusia 52 tahun ini adalah yang pertama kali dilaporkan terkait dengan demonstrasi yang melanda Sweida yang mayoritas penduduknya adalah suku Druze, akibat kondisi ekonomi yang sulit dan meningkatnya tingkat inflasi yang menyebabkan berakhirnya subsidi bahan bakar, serta sentimen anti-Asad yang laten.
Pada Agustus, harga bensin yang tinggi pada awalnya memicu protes besar-besaran di seluruh provinsi, yang pada dasarnya terhindar dari kekerasan yang melanda sebagian besar wilayah Suriah ketika tindakan keras Asad yang brutal terhadap para pengunjuk rasa anti-pemerintah memicu perang besar-besaran pada tahun 2011 dan mengakibatkan kematian ratusan ribu orang Suriah, dan pengungsian jutaan orang lainnya.
Para pengunjuk rasa di Sweida dengan cepat mengalihkan kritik mereka kepada Asad dan menuntut perubahan politik. (haninmazaya/arrahmah.id)