KASAI (Arrahmah.com) – Kekerasan mematikan antara pasukan pemerintah dan milisi kesukuan di wilayah Kasai Kongo telah memaksa lebih dari satu juta orang mengungsi selama delapan bulan terakhir.
Bentrokan tersebut meletus setelah tentara pemerintah membunuh kepala suku Jean Pierre Mpandi, yang juga dikenal sebagai Kamwina Nsapu, pada Agustus lalu. Kepala suku tersebut melancarkan pemberontakan melawan Presiden Joseph Kabila.
Yvon Edoumou dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa mereka telah mendaftarkan 1,09 juta pengungsi internal di wilayah tersebut pada 1 April.
Kekerasan di wilayah lain di Kongo, termasuk provinsi Kivu utara dan selatan, telah memaksa dua juta orang lainnya untuk meninggalkan rumah mereka, lansir AFP.
“Orang-orang ini terutama melarikan diri dari bentrokan antara angkatan bersenjata FARDC (DR Kongo) dan kelompok bersenjata, atau di antara kelompok bersenjata,” katanya, menambahkan bahwa sekitar 40 kelomok bantuan lokal dan internaional membantu mengatasi krisis tersebut.
PBB telah melaporkan menemukan 40 kuburan massal di wilayah Kasai. Dua mayat periset PBB yang menyelidiki kekerasan tersebut ditemukan dalam sebuah kuburan 16 hari setelah mereka diculik bulan lalu. (fath/arrahmah.com)