XINJIANG (Arrahmah.com) – Lebih dari sepuluh persen penduduk kota yang sebagian besar adalah minoritas Uighur di Daerah Otonomi Xinjiang Uighur (XUAR) di China, telah dipenjara atau ditahan di “kamp re-edukasi,” ungkap pejabat setempat.
Mulai April 2017, orang-orang Uighur yang dituduh menyembunyikan pandangan “ekstrimisme agama” dan “perbedaan politik” telah dipenjara atau ditahan di kamp-kamp re-edukasi di seluruh XUAR, di mana anggota kelompok etnis Uighur telah lama mengeluhkan diskriminasi, penindasan agama, dan penindasan budaya di bawah kekuasaan Cina.
Kepala departemen peradilan Tuwet, di daerah Qaraqash (Moyu) di Hetian, baru-baru ini mengatakan kepada Dinas Uighur RFA bahwa satu dari setiap 10 penduduk Xinjiang telah dipenjarakan atau ditahan di sebuah kamp re-edukasi sejak April tahun lalu.
“Ada 1.721 orang di kamp re-edukasi,” kata kepala departemen, yang mengaku bernama Rozimemet.
“Jumlah orang yang dikirim ke penjara adalah 1.731,” tambahnya.
Seorang petugas di kantor polisi desa Chinibagh, di pusat pemerintahan Qaraqash, baru-baru ini mengatakan kepada RFA bahwa sekitar 40 persen dari 1.700 lebih penduduk desa Yengisheher telah ditahan di kamp-kamp re-edukasi.
Ketika ditanya apakah pihak berwenang di Tuwet telah ditugaskan untuk mendapatkan kuota untuk memenjarakan atau menahan 40 persen penduduk, Rozimemet mengatakan mereka tidak melakukannya, tetapi dia mengakui bahwa mereka telah diberi target, tanpa merinci lebih lanjut. (Rafa/arrahmah.com)