PARIS (Arrahmah.com) – Nicolas Sarkozy pada hari Ahad (6/5/2012) gagal untuk memenangkan pemilihan kembali sebagai Presiden. Dia dikalahkan oleh rivalnya François Hollande, yang satu-satunya sosialis kedua yang bertahan dalam pemilihan langsung sejak dimulainya pada 1958.
Kekalahannya menjunjukkan bahwa dia akan mundur dari dunia politik, sesuai dengan janjinya pada saat berkampanye bahwa jika dia menjadi satu-satunya presiden kedua Prancis yang kalah dalam pemilihan kembali, dia akan mengundurkan diri dari perpolitikan. “Saya bukan orang yang syirik tanggungjawab. Ketika ada kekalahan, ini adalah Nomor satu yang menerima konsekuensinya,” kata Sarkozy mengakui kekalahannya, dilansir Reuters.
“Saya menerima semua tanggungjawab atas kekalahan ini,” tambahnya pasrah. “Peran saya tidak bisa sama lagi. Keterlibatan saya dalam kehidupan publik negara saya akan berbeda dari sekarang. Saya mempersiapkan diri untuk hanya menjadi seorang warga negara Perancis di antara banyak warga”.
Sarkozy, presiden anti-Islam, sombong dan banyak laga
Mengapa Sarkozy kalah dalam pemilihan kembali menjadi presiden Prancis? mungkin beberapa hal berikut adalah sebagai penyebab kekalahannya.
Sarkozy adalah salah satu petinggi Eropa yang paling anti-Islam, beberapa kebijakan pemerintahannya telah menekan kaum Muslimin di Prancis, termasuk larangan cadar atau burka dan memberantas “kelompok militan” di negaranya. Selain kaum Muslimin, banyak rakyat Prancis pada umumnya tidak menyukai Sarkozy, karena dia dianggap Presiden sombong yang dicap Le President bling-bling, predikat presiden banyak laga bagi Sarkozy.
Tak hanya itu, Sarkozy yang banyak laga itu dinilai boros dan hedonis, termasuk liburan dengan kapal pesiar mewah dan gajinya sebagai presiden naik hingga 55.000 Euro dan mantan istrinya yang supermodel. Sementara rakyatnya menderita krisis ekonomi yang kian memburuk.
Kehidupan pribadinya mendapat sorotan negatif dari publik karena kesombongan, kegagalan pemerintahannya, kemewahan hidupnya serta cerita cinta dengan mantan istrinya yang supermodel, sampai-sampai banyak orang Prancis bertanya-tanya, “ini politik atau showbiz“?
Sarkozy juga dikenal presiden yang tempramental, dia sering tidak dapat mengendalikan amarahnya, tidak beradab, bahkan dia pernah menghina seorang petani dengan mengatakan bahwa kehidupan petani tidak lebih baik dari gaya hidupnya.
Sarkozy mempunyai banyak musuh di kalangan rakyat dan pejabatnya sendiri. Sejumlah pegawai negeri sipilnya mengaku yakin bahwa mereka dikirim ke tempat terpencil karena dianggap melakukan pelanggaran hanya karena gagal dalam menghalangi protes anti-Sarkozy yang tersiar di televisi.
Skandal seks yang dilakukan oleh beberapa para menteri dan walikota UMP juga telah mencoreng wajah Sarkozy di hadapan rakyatnya.
Sementara Hollande, seorang politisi yang dinilai berwatak halus dan mendapat manfaat dari kelompok anti-Sarkozy, dia memimpin balapan pemilihan dari awal sampai akhir pemilihan presiden, menguraikan program yang komprehensif pada bulan Januari berdasarkan menaikkan pajak, terutama yang berpenghasilan tinggi, untuk membiayai prioritas pengeluaran dan menjaga defisit publik dibatasi. Dia telah bersumpah untuk menyeimbangkan anggaran Perancis pada 2017, tetapi ekonom mengatakan dia cenderung harus membuat pemotongan belanja publik segera. (siraaj/arrahmah.com)