DAMASKUS (Arrahmah.com) – Kelompok perlawanan Suriah Saraya Qasioun mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap bus militer Suriah yang menewaskan sedikitnya 14 personel militer rezim Suriah, dalam pernyataan resmi mereka, lansir OGN (20/10).
Seperti dilaporkan Al Jazeera (20/10), serangan bom yang terjadi Rabu pagi itu juga melukai beberapa tentara lainnya.
Menurut TV rezim dan seorang pejabat militer, serangan pada Rabu pagi itu adalah yang paling mematikan di Damaskus dalam beberapa tahun.
Serangan itu juga peristiwa langka sejak pasukan rezim merebut pinggiran kota yang sebelumnya dikuasai oleh pejuang oposisi dalam konflik 10 tahun di Suriah.
TV rezim Suriah menunjukkan rekaman bus yang hangus di pusat Damaskus. Laporan menyebut serangan itu terjadi pada jam-jam sibuk ketika orang-orang menuju ke tempat kerja dan sekolah.
Dua alat peledak meledak ketika bus itu berada di dekat jembatan Hafez al-Assad. Laporan menambahkan alat ketiga dijinakkan oleh unit teknik tentara yang dikatakan para pejabat sebagai ledakan “teroris”.
Satu sumber militer yang dikutip oleh kantor berita negara SANA mengatakan bom telah ditanam di dalam bus itu sendiri.
“Ini adalah tindakan pengecut,” kata komandan polisi Damaskus Mayor Jenderal Hussein Jumaa kepada TV rezim.
Jumaa menambahkan bahwa pasukan polisi segera menutup daerah itu dan memastikan tidak ada lagi bom. Dia mendesak orang-orang untuk memberi tahu pihak berwenang tentang objek mencurigakan yang mereka lihat.
Joseph Daher, profesor afiliasi dengan proyek Suriah masa perang dan pasca-konflik di Institut Universitas Eropa, mengatakan ledakan itu menunjukkan sekali lagi bahwa Suriah “sangat jauh dari stabilitas apa pun”.
“Ini menunjukkan sekali lagi kita sangat jauh dari stabilitas apa pun di Suriah, baik secara politik, militer, atau ekonomi. Kami masih dalam situasi konflik,” tambahnya. (hanoum/arrahmah.com)