GAZA (Arrahmah.id) — Saraya al Quds atau Brigade Al Quds dari Palestina baru-baru ini menjadi sorotan usai salah satu pemimpinnya yang bernama Abu Shujaa mendadak muncul kembali pada Ahad (21/4/2024).
Mohammad Jaber alias Abu Shujaa terlihat menghadiri pemakaman para pejuang Brigade Tulkarm, usai sebelumnya dikira tewas dalam serangan Israel pekan lalu.
Abu Shujaa pun sempat membuat sebuah video yang menyatakan eksistensi Abu Shujaa bersama Saraya Al Quds-nya.
“Pesan kami adalah bahwa kami melawan pendudukan [Israel] dan kami masih hidup. Kami masih berjuang di jalan syahid, tidak peduli berapa banyak mereka membunuh kami,” kata Abu Shujaa dalam salah satu video yang beredar di media sosial, seperti dikutip dari The New Arab (22/4).
Lalu seperti apa Saraya Al Quds pimpinan Abu Shujaa ini?
Saraya Al Quds merupakan salah satu dari dua kelompok perlawanan bersenjata asal Palestina yang bermarkas di Jalur Gaza.
Kelompok militer ‘hantu’ ini amat dikenal dengan metode serangannya secara senyap atau diam-diam terhadap musuh-musuhnya.
Kiprah perlawanan Saraya Al Quds mulanya terlihat sejak 1981 yang dipimpin oleh Fathi Shaqaqi dan Abd Al Aziz Awda di Gaza. Mereka merupakan sayap militer kelompok Jihad Islam Palestina.
Al Quds menjadi kelompok milisi yang kerap membantu berbagai serangan Hamas melawan Israel. Kelompok pimpinan Abu Shujaa itu bertanggung jawab atas penembakan roket dan rudal dari Gaza ke Israel.
Melansir dari Atalayar, Al Quds pun pernah bertanggung jawab atas serangan perbatasan Lebanon-Israel dan mengklaim sebagai bagian dari serangan ‘Banjir Al Aqsa’.
Banjir Al Aqsa merupakan salah satu serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu untuk menggempur Israel. Itu menjadi momen awal agresi brutal yang dilakukan Tel Aviv terhadap warga Palestina.
Dalam serangan tersebut, Saraya Al Quds berperan dalam meluncurkan berbagai rudal dan roket yang mencapai sekitar 5.000 roket.
Meskipun sempat dianggap sama dengan Brigade Al-Qassam, Al Quds mempunyai tanggung jawab yang tak beda jauh. Namun, milisi pimpinan Abu Shujaa itu memilih untuk bergerak secara rahasia.
Selain itu, Saraya Al Quds dilaporkan memiliki hingga 8.000 anggota. Milisi itu juga disebut mendapat dana, pelatihan, dan senjata dari Iran untuk melawan Israel.
Kiprah serangan Saraya Al Quds juga tampak pada akhir Desember lalu. Milisi tersebut menyerang kota-kota selatan Israel dan menyatakan sebagai balasan atas gempuran Tel Aviv yang menyerang wilayah Palestina pada pagi hari.
Al Quds kini menjadi kelompok milisi yang menjadi incaran Israel. Abu Shujaa sebagai pemimpinnya pun bersumpah bakal terus bersama dengan Al Quds untuk melanjutkan perlawanan terhadap Israel.(hanoum/arrahmah.id)