JAKARTA (Arrahmah.com) – Reaksi beragam bermunculan di masyarakat terkait kemurtadan Lukman Sardi beberapa waktu lalu. Ada yang acuh, ada yang mengambil pelajaran, ada yang marah, ada yang menasehati, dan tak sedikit berintrospeksi menakar keimanan diri.
Seperti yang dilakukan pengacara sohor Farhat Abbas, melalui akun Twitter pribadinya @farhatabbaslaw, Sabtu (20/6/2015), ia mengicaukan saran-saran kepada Lukman Sardi.
Dalam kicauannya, Farhat mengatakan bahwa Lukman Sardi lebih tepat disebut sebagai orang kafir, bukan orang yang menemukan agama.
“Kalo orang yang tak beragama baru nemu agamanya, jangan pernah mengaku pindah agama, ngaku kafir aja,” kicau Farhat.
Ia melanjutkan kicaunya, “Lukman Sardi tak boleh memakai nama orang tuanya (Sardi) yang Muslim. Sekarang cukup dengan nama sebutan baru (Lukman Murtad).”
Yang berbeda pada Ramadhan ini, Farhat mendapatkan banyak dukungan dari netizen atas pendapatnya.
“Bener, baru kali ini gue setuju sama elu….,” tulis seorang user.
Maka dengan murtadnya seseorang dari agama ini, Islam akan tetap mulia. Pun jika 1000 orang menemukan hidayah dan menjadi muallaf, Islam selalu mulia.
Adapun bagi kaum Muslimin Indonesia, fenomena ini menyentil kerja dakwah kita. Ini isyarat dari Allah bahwa, kita harus lebih merangkul saudara-saudara kita semacam Lukman Sardi.
Saran dari Farhat Abbas sebagai Muslim pengacara itu barangkali dapat menjadi renungan dan bagi kita bahwa, iman adalah perkara azasi yang harus kita jaga dengan sekuat-kuatnya.
Semoga di Ramadhan ini Allah subhanahu wata’ala menjadikan energi dan potensi Farhat Abbas sebagai maslahat lebih kepada Ummat dan membantu pembebasan kaum Muslimin dari penindasan. Aammiin. (adibahasan/arrahmah.com)