GAZA (Arahmah.com) – Penjajah Israel masih terus memblokade Gaza, Palestina. Setiap harinya, mereka yang hidup di tanah para nabi itu harus siap jika sewaktu-waktu rudal membombardir.
Mereka harus kehilangan harta benda dan nyawa orang-orang tercinta. Aksi Great Return March pekan ke-67 untuk kebebasan Palestina pun masih terus dilakukan di sepanjang garis batas Gaza dengan Israel pada Jumat (19/7/2019) lalu.
Hidup dalam penjajahan, tak menyurutkan langkah anak-anak Palestina untuk terus menghafal Al-Qur’an.
Mereka, yang tinggal di sudut-sudut Kota Gaza tak pernah berhenti melantunkan kalam-kalamNya. Seperti ratusan santri di Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Gaza yang tetap semangat menyetor hafalan Qur’annya.
Aktivis Kemanusiaan Indonesia Abdillah Onim mengatakan, saat ini kemarau panjang tengah melanda Palestina. Namun, musim panas yang ekstrim itu justru memotivasi para santri untuk menghabiskan masa liburan sekolah dengan memperbanyak hafalan Al-Qur’an.
Para asatidz dan asatidzah rumah tahfizh pun menyambut baik semangat para santri.
“Program pembinaan dan hifdzil Qur’an yang dibentuk PPPA Daarul Qur’an telah melebarkan sayap di Gaza, Palestina sejak 2013 lalu. Alhamdulillah, sudah 50 lebih santri yang telah khatam menghafal 30 juz,” ujar Onim dalam keterangan tertulis, Senin (22/7/2019), lansir situs PPPA Daarul Qur’an.
Menurut Onim, kehadiran Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Gaza sangat membantu khususnya dalam mencetak generasi penghafal Al-Qur’an di Palestina.
Sejumlah dukungan mulai dari bimbingan menghafal Al-Qur’an hingga bantuan beasiswa kuliah membuat anak-anak Gaza semakin semangat belajar dan mentadaburi kalam-kalamNya untuk mewujudkan cita-cita.
“Saat ini sekitar 250 santri tengah menghafal Al-Qur’an di Graha Tahfizh Daarul Qur’an Gaza. Kami berterima kasih kepada seluruh donatur Daarul Qur’an yang selalu mendukung dan memberikan bantuan untuk anak-anak kami di Gaza,” pungkas Onim.
(ameera/arrahmah.com)