WASHINGTON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat siap untuk menjatuhkan sanksi kepada Turki atas akuisisi tahun lalu atas sistem pertahanan udara S-400 Rusia, lima sumber termasuk dua pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada Kamis (10/12/2020), sebuah langkah yang kemungkinan akan memperburuk hubungan yang sudah bermasalah antara kedua sekutu NATO tersebut.
Langkah yang telah lama diantisipasi, yang kemungkinan akan membuat marah Ankara dan memperumit hubungan dengan pemerintahan presiden terpilih Joe Biden yang akan datang, dapat diumumkan kapan saja, kata sumber.
Sanksi itu akan menargetkan Kepresidenan Industri Pertahanan Turki dan kepalanya, Ismail Demir, kata sumber. Sanksi itu akan merusak tetapi lebih sempit daripada skenario parah yang telah diuraikan beberapa analis.
Lira Turki melemah sebanyak 1,4 persen menyusul berita tersebut. Sanksi AS dapat membahayakan ekonomi Turki yang berjuang dengan perlambatan yang disebabkan oleh virus korona, inflasi dua digit, dan cadangan devisa yang sangat terkuras.
Seorang pejabat senior Turki mengatakan sanksi akan menjadi bumerang dan merusak hubungan antara kedua anggota NATO.
“Sanksi tidak akan membuahkan hasil tetapi menjadi kontraproduktif. Mereka akan merusak relasi,” kata pejabat itu.
“Turki mendukung penyelesaian masalah ini dengan diplomasi dan negosiasi. Kami tidak akan menerima pemaksaan sepihak,” katanya.
Keputusan tersebut akan berdampak jauh di luar Turki, mengirimkan pesan kepada mitra AS di seluruh dunia yang mungkin mempertimbangkan untuk membeli peralatan militer Rusia dan telah berulang kali diperingatkan tentang sanksi AS.
Pemimpin Turki, Presiden Tayyip Erdogan, berharap untuk membuktikan bahwa ancaman AS tak berpengaruh apapun, bertaruh hubungan yang dia kembangkan dengan Presiden AS Donald Trump akan melindungi Ankara dari tindakan menghukum AS.
Setelah menjalin hubungan kerja dengan Erdogan, Trump menentang sanksi AS terhadap Turki meskipun ada saran dari para penasihat. Pejabat dalam pemerintahannya secara internal merekomendasikan sanksi terhadap Ankara pada Juli 2019, ketika pemerintah Turki mulai menerima pengiriman S-400, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Tetapi sanksi tampaknya mungkin terjadi bahkan jika Trump tidak bertindak, kata sumber itu.
Versi terakhir dari undang-undang otorisasi pertahanan tahunan AS senilai $ 740 miliar, yang diharapkan Senat akan memberikan suara pada awal minggu ini, akan memaksa Washington untuk menjatuhkan sanksi dalam waktu 30 hari.
Satu sumber mengatakan waktu keputusan sanksi sebagian dirancang akan mendahului pengesahan undang-undang.
Beberapa sumber mengatakan mereka memperkirakan pengumuman sanksi AS pada Jumat (11/12) tetapi yang lainnya mengatakan itu bisa datang kapan saja dan mungkin secepatnya pada Kamis (10/12).
Meski demikian, meningkatnya tekanan AS bukan tanpa risiko. Washington tidak ingin mendorong Erdogan lebih dekat ke Presiden Rusia Vladimir Putin, yang tujuannya adalah untuk melemahkan dan memecah-belah aliansi NATO.
Rusia mengirimkan S-400 darat-ke-udara tahun lalu dan Turki mengujinya baru-baru ini pada Oktober. Ankara mengatakan mereka tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak menimbulkan ancaman, dan telah menyerukan kelompok kerja bersama untuk masalah ini. Tetapi Amerika Serikat menyatakan bahwa S-400 memang menimbulkan ancaman, dan tahun lalu mengumumkan bahwa mereka menghapus Turki dari program jet tempur F-35 atas keputusan Ankara.
Jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin adalah pesawat paling canggih di gudang senjata AS dan digunakan oleh anggota NATO dan sekutu AS lainnya.
Departemen Luar Negeri AS masih dapat mengubah rencana dan memperluas atau mempersempit cakupan sanksi yang direncanakan terhadap Turki.
Namun, sumber mengatakan pengumuman sanksi dalam bentuknya saat ini sudah dekat. (Althaf/arrahmah.com)