JENEWA (Arrahmah.com) – Badan pengungsi UNHCR menyatakan keprihatinan yang serius atas risiko segera yang akan dihadapi para pengungsi Rohingya di atas kapal di Teluk Bengal dan Laut Andaman karena kondisi kebersihan yang buruk dan risiko coronavirus yang tinggi.
Kapal pukat nelayan yang membawa ratusan Rohingya tersebut menuju Bangladesh setelah kembali dari Malaysia, tempat mereka awalnya mencari suaka.
Pekan lalu, sebuah kapal yang membawa hampir 400 orang Rohingya yang kelaparan tiba di pantai selatan Bangladesh setelah terkatung-katung selama berminggu-minggu di laut antara Thailand dan Malaysia, kata penjaga pantai Bangladesh.
Puluhan orang dilaporkan tewas dalam perjalanan itu.
Indrika Ratwatte, direktur Biro Regional UNHCR untuk Asia dan Pasifik, mengatakan pihaknya mendesak adanya koordinasi yang lebih besar dan pembagian tanggung jawab oleh negara-negara untuk mencegah krisis.
“Dalam konteks krisis Covid-19 saat ini yang belum pernah terjadi sebelumnya, semua negara harus mengelola perbatasan mereka sesuai keinginan mereka, tetapi tindakan seperti itu seharusnya tidak menghasilkan penutupan jalan untuk suaka, atau memaksa orang untuk kembali ke situasi bahaya,” lanjutnya.
Kelompok-kelompok HAM khawatir bahwa pembatasan imigrasi semacam itu, yang dianggap sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran Covid-19, dapat menyebabkan terulangnya krisis 2015 ketika penumpasan yang diakukan oleh Thailand membuat para penyelundup manusia meninggalkan Muslim Rohingya di laut.
Para pejabat Bangladesh mengatakan mereka tidak akan menerima kedatangan baru.
Namun, pejabat lain tidak ingin membiarkan Rohingya terkatung-katung di laut.
“Jika kita tidak bisa menyelamatkan orang-orang Rohingya ini, siapa yang akan mengambil tanggung jawab atas kehidupan mereka?” kata seorang pejabat lain.
“Kami berharap Bangladesh akan terus menyambut para pengungsi Rohingya di masa-masa sulit ini,” kata Biraj Patnaik, direktur Amnesty di Asia Selatan.
Seminggu yang lalu, Malaysia membantah masuk kapal yang membawa sekitar 200 Rohingya karena ketakutan akan virus korona, kata angkatan udara
(ameera/arrahmah.com)