KABUL (Arrahmah.id) — Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) menyampaikan bela sungkawa atas pembunuhan Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik kelompok perlawanan Palestina Hamas, dan menyebutnya sebagai “kerugian besar bagi komunitas Islam dan gerakan jihad”.
Dalam pernyataannya, dilansir Afintl (31/7/2024), IIA menyatakan bahwa membela Palestina dan Hamas merupakan tanggung jawab Islam sekaligus manusia.
Pada hari Rabu, IIA merilis pernyataan yang memuji Haniyeh sebagai “seorang Muslim Palestina yang bijak dan bijaksana yang telah berkorban besar dalam perjuangan dan jihadnya yang sukses, memenuhi komitmennya terhadap tujuan ini”.
Pernyataan tersebut lebih lanjut mencatat, “Kesyahidan adalah kemenangan tertinggi bagi seorang Muslim dan seorang Mujahid.”
IIA menekankan bahwa “Haniyeh berhasil mengajarkan para pengikutnya pelajaran praktis tentang perlawanan, pengorbanan, kesabaran, ketahanan, perjuangan, dan pengabdian”.
IIA menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Palestina, menegaskan kembali komitmen mereka untuk membela Palestina dan Hamas sebagai kewajiban Islam dan kemanusiaan.
Kelompok tersebut meminta negara-negara Muslim dan Arab untuk mengerahkan segala upaya untuk menghentikan serangan Israel, memperingatkan bahwa kelanjutan “kejahatan Israel” akan mengakibatkan meningkatnya ketidakstabilan di kawasan tersebut, yang karenanya Israel dan para pendukungnya akan dimintai pertanggungjawaban.
IIA telah menjaga hubungan dekat dengan Hamas, dengan Ismail Haniyeh sebagai penghubung utama antara kedua kelompok tersebut. Haniyeh telah mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat senior IIA, termasuk Mullah Baradar, Wakil Perdana Menteri; Amir Khan Muttaqi, Menteri Luar Negeri, dan Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban. Baru-baru ini, Haniyeh bertemu dengan Abdul Kabir, Wakil Perdana Menteri IIA, pada hari Selasa selama upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, di Teheran.
Ismail Haniyeh terbunuh pada Rabu pagi dalam serangan di Teheran. (hanoum/arrahmah.id)