Oleh: Ummu Fauzi
Bendungan banyak memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, diantaranya sebagai wisata air, pengendali banjir, menyimpan cadangan air ketika musim hujan dan lain-lainnya. Namun, apa jadinya ketika bendungan tersebut banyak terdapat sampah? Akankah bisa berfungsi dengan baik? Seperti yang terlihat pada salah satu bendungan yang berada di daerah Cileunyi Kabupaten Bandung.
Seperti yang diberitakan detikjabar.com, Bendungan Bugel yang berada di Jalan Sukarame Ranca Bango Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi, kembali dipenuhi sampah, terutama sampah rumah tangga. Padahal, pada tahun 2023 bendungan tersebut pernah dibersihkan oleh Pandawara Group yang berkolaborasi bersama dengan Pemkab. Bandung, TNI, Polri BPBD, BBWS, berbagai mahasiswa dan komunitas masyarakat lainnya. Selain menghambat aliran sungai sampah tersebut juga menimbulkan bau busuk yang menyengat.
Menurut seorang warga yang bernama Saeful (65), yang mengatakan kalau bendungan tersebut sudah menjadi langganan penumpukan sampah. Dia menilai percuma dibersihkan kalau pemikiran warganya masih belum sadar akan kebersihan, ini merupakan PR pemerintah untuk menyadarkan warganya. Walaupun banyak sosialisasi, tetapi masih banyak warga buang sampah ke sungai. Dia berharap kepada gubernur dan bupati yang baru bisa menyelesaikan masalah sampah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, khususnya di aliran Sungai Cibugel dan umumnya di Sungai Citarum. (detikjabar.com, 24/11/2024)
Alasan Warga Membuang Sampah Sembarangan
Penumpukan sampah di dalam bendungan sudah sering terjadi. Hal ini disebabkan karena kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah ke sungai terutama di daerah hulu. Ditambah dengan tingginya debit air karena hujan, sampah-sampah tersebut terbawa arus dan berhenti di bendungan.
Ada beberapa alasan masyarakat membuang sampah ke sungai: Pertama, pola pikir dan kebiasaan membuang sampah sembarangan yang sudah mendarah daging. Mereka menganggap akan ada orang lain yang mengurusi sampah. Pola pikir ini sulit diubah karena manusia mudah terpengaruh orang-orang dan lingkungan sekitar. Kedua, tidak ada konsekuensi sebagai hukuman yang tegas bagi yang membuang sampah sembarangan. Mereka beranggapan tidak apa-apa hanya melemparkan sampah kepinggir jalan atau ke sungai, apalagi ketika di tempat tersebut sudah terdapat sampah. Ketiga, kurangnya pengawasan aparat terhadap warga yang membuang sampah. Keempat, membuang sampah ke sungai dinilai lebih praktis dan gratis. Kelima, Rasa malas untuk membuang sampah pada tempatnya. Keenam, kurangnya tempat sampah yang disediakan pemerintah setempat di sekitaran sungai.
Abainya Negara Mengurus Masyarakat
Melihat alasan mengapa masyarakat membuang sampah sembarangan atau ke sungai, selain kurangnya kesadaran dari warga dalam menjaga kebersihan juga abainya dari pemerintah dalam mengurus rakyat. Dalam sistem yang diterapkan sekarang yaitu sekulerisme, masyarakat cenderung bersifat individualis dan konsumtif.
Akibat konsumsi berlebihan terhadap sandang maupun pangan dapat menyisakan sampah yang banyak. Di sisi lain, kurangnya kesadaran individu dan kontrol masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar membuat persoalan sampah semakin rumit. Meskipun ada upaya pemerintah dalam menyadarkan warga, faktanya belum membuahkan hasil yang maksimal. Sebab cara yang diberikan belum menuntaskan permasalahan, selain tidak adanya sanksi yang membuat efek jera, solusi yang diberikan juga tidak menyentuh akar permasalahannya.
Permasalahan sampah merupakan PR besar pemerintah yang tidak kunjung selesai. Bukan hanya individu yang harus disadarkan tentang pentingnya kebersihan lingkungan, tetapi juga masyarakat dan negara. Pemerintah harus menyadari kalau semua ini menjadi tanggungjawabnya sebagai penguasa yang harus mengurusi segala urusan rakyatnya, termasuk masalah sampah. Dalam sistem sekarang peran negara tidak berfungsi sepenuhnya. Banyaknya sampah yang bermasalah menandakan abainya negara dalam meriayah (mengurus/melayani) rakyat.
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah akan berhasil apabila cara berpikir individu, masyarakat dan negara menggunakan cara berpikir yang benar. Cara pandang penguasa yang menerapkan sistem sekuler hanya berorientasi pada materi. Sampah dianggapnya bukan barang yang bisa menghasilkan keuntungan. Sistem ini telah menjauhkan agama dari kehidupan umatnya. Tidak adanya ketakwaan individu menjauhkan mereka dari kesadaran akan kepedulian lingkungan, padahal Islam mengajarkan keindahan dan kebersihan. Negara juga lupa dengan tugasnya yang akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.
Semua itu sulit diwujudkan apabila sistem yang diterapkan adalah sekuler. Negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini harus mengikuti aturan yang dibuat oleh manusia itu sendiri dan mencampakkan aturan Ilahi. Maka tidak heran kesadaran masyarakat sulit didapatkan karena mereka dijauhkan dari agamanya. Padahal Islam sangat menjaga kebersihan dan keindahan dalam kehidupan.
Solusi Permasalahan Sampah
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur kehidupan dalam segala aspek kehidupan termasuk masalah sampah. Negara wajib menerapkan syariat Islam dalam mengatur kehidupannya. Permasalahan sampah akan selesai apabila paradigma berpikir individu, masyarakat, dan negara ada dalam paradigma yang benar yaitu Islam. Dengan paradigma berpikir yang benar akan melahirkan sikap yang benar, termasuk dalam menyikapi sampah. kesadaran akan terlihat ketika mereka berada dalam ketaatan pada syariat.
Ketakwaan individu akan mendorong setiap individu masyarakat untuk senantiasa terikat dengan hukum syarak. Ketakwaan itulah yang akan menyadarkan mereka akan pentingnya kebersihan lingkungan. Adanya kontrol masyarakat akan menambah ketakwaan individu yang secara bersama-sama menjaga keadaan lingkungan sekitar dan saling menasehati, mengingatkan seandainya ada yang berperilaku kurang baik, termasuk membuang sampah sembarangan. Bahkan, yang paling penting adanya peran negara yang menerapkan syariat Islam.
Berbagai cara dilakukan untuk menyadarkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan seperti: Memasang papan larangan yang disertai tulisan edukasi bahaya membuang sampah sembarangan, memasang spanduk peringatan, memasang papan berisi sanksi dan denda, melakukan penyuluhan dan kampanye tentang pentingnya menjaga kebesihan, menerapkan program penghargaandan insentif kepada individu atau kelompok yang aktif menjaga kebersihan lingkungan.
Tidak hanya itu, pemerintah pun tidak boleh berhenti pada tataran sosialisaii dan edukasi, melainkan berbagai fasilitas pendukung pun harus ditambah. Seperti memperbanyak tempat pembuangan sampah yang layak di sekitar pemukiman, dekat bantaran sungai dan di tempat tempat umum lainnya.
Bukan itu saja, negara juga akan melakukan riset terpadu untuk menemukan teknologi mutakhir dalam pengolaha sampah yang mumpuni, negara akan membangun pabrik daur ulang yang diizinkan. Limbah-limbah yang tidak dapat didaur ulang akan diproses dulu sebelum dibuang agar tidak membahayakan lingkungan, hewan, dan manusia.
Islam sangat mencintai kebersihan karena kebersihan adalah saah satu yang disukai Allah, berdasarkan hadist Rasulullah Saw: “Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha bersih yang menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempat mu”. (HR. Tirmidz)
Wallahu’alam bis shawab